kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Targetkan AUM Rp 15 triliun di 2020, begini strategi Sucorinvest


Rabu, 11 Desember 2019 / 21:52 WIB
Targetkan AUM Rp 15 triliun di 2020, begini strategi Sucorinvest
ILUSTRASI. Kantor PT Sucorinvest Asset Management atau Sucor Asset Management di Jakarta, Selasa (25/9). KONTAN/Daniel Prabowo/25/09/2018


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk equity diprediksi bakal jadi tulang punggung pertumbuhan dana kelolaan atau asset under management (AUM) Sucorinvest Asset Management di tahun depan. Harapannya, perusahaan bisa membukukan total dana kelolaan hingga Rp 15 triliun. 

Presiden Direktur Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul meyakini pertumbuhan AUM tahun depan bakal ditopang kinerja reksadana pasar uang dan reksadana saham. "Kami melihat peluang upside lumayan banyak di equity dan lebih optimistis pada prospek pasar saham tahun depan," kata Jemmy saat ditemui Rabu (11/12). 

Baca Juga: Target dana kelolaan naik 10% di 2020, ini strategi Mandiri Manajemen Investasi (MMI)

Ditambah lagi, dalam dua tahun terakhir pergerakan indeks saham cenderung bergerak moderat, dan harapannya di 2020 bakal mampu naik. Apalagi pertumbuhan ekonomi Tanah Air juga masih cenderung naik, sehingga masih memberikan stimulus positif bagi pasar saham ke depan.

Bahkan di Desember 2019 Sucorinvest berencana untuk menerbitkan produk Sucor Stable Fund yang berisikan corporate bond dan menawarkan return korporasi yang lebih stabil, namun menawarkan yield lebih tinggi dari money market. Untuk tahun depan, rencananya MI itu juga bakal menerbitkan sekitar 10 produk baru yang didominasi reksadana terproteksi dengan menggandeng beberapa bank untuk bekerja sama.

Di sisi lain, terkait kasus Narada Asset Manajemen dan Minna Padi Jemmy menilai dampaknya tidak terlalu signifikan bagi  Asset Management, namun untuk industri dana cukup terasa terutama dari sisi kepercayaan konsumen. Untuk itu, Sucorinvest bakal mendorong peningkatan edukasi kepada masyarakat bahwa pengelolaan investasi yang diterapkan perusahaan prudent dan berhati-hati.

"Kami juga mulai gencar komunikasi lewat advertising, seperti yang terbaru kita bikin iklan di bioskop dan melakukan market update tujuannya untuk menjelaskan prinsip pengelolaan reksadana yang kami lakukan dan pengelolaannya," jelasnya.

Baca Juga: Kresna Graha (KREN) memasuki ranah life science dan biotechnology

Hingga November 2019, Jemmy mengungkapkan total dana kelolaan sudah mencapai Rp 11,7 triliun atau naik dua kali lipat year on year (yoy). Disampaikan bahwa, di periode yang sama tahun lalu total AUM Sucorinvest Asset Management hanya Rp 5,7 triliun dan kini meningkat lebih dari dua kali lipat. Meskipun begitu, hingga akhir tahun dana kelolaan tersebut diprediksi bakal sedikit menurun. 

"Akhir tahun agak sedikit turun menjadi Rp 11,2 triliun karena ada redemption di reksadana pasar uang. Umumnya setiap akhir tahun banyak kebutuhan di perbankan untuk Dana Pihak Ketiga (DPK), sehingga akan ada sedikit penurunan di AUM pasar uang," ujarnya. 

Adapun dari total dana kelolaan saat ini, Jemmy mengungkapkan kontribusi terbesar berasal dari reksadana pasar uang yakni mencapai Rp 5 triliun atau sekitar 42,73% dari total AUM November 2019. Selanjutnya ada reksadana saham yang berkontribusi Rp 2,5 triliun atau sekitar 21,36%. Sisanya, ditempat oleh reksadana campuran, pendapatan tetap dan reksadana terproteksi.

Baca Juga: Dana kelolaan reksadana turun Rp 7,6 triliun di November, kenapa?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×