Reporter: Muhammad Julian | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menargetkan pertumbuhan dua digit dari segi penjualan dan laba bersih di tahun 2020. Meski demikian, emiten jamu ini belum mau membuka informasi lebih lanjut seputar besaran target yang dikejar.
“Saat ini kami masih dalam proses pengerjaan anggaran keuangan untuk tahun 2020, belum bisa kasih angka pastinya,” ujar Leonard, Direktur Keuangan Sido Muncul kepada Kontan.co.id (27/10).
Leonard mengatakan bahwa bisnis penjualan jamu memiliki prospek positif di tahun 2020. Menurut Leonard, hal ini disebabkan oleh adanya tren pergeseran perilaku konsumen yang kini lebih menyukai produk-produk berbahan alami.
Baca Juga: Laba tumbuh lebih dari 20%, Sido Muncul optimistis mampu mencapai target tahun ini
Untuk menyambut peluang tersebut, SIDO telah menyiapkan sejumlah rencana. Pertama, SIDO berencana akan menggandeng influencer, blogger, dan youtuber guna memperkuat brand awareness produk di kalangan konsumen milenial.
Rencananya, upaya peningkatan brand awareness Sido Muncul akan memanfaatkan sarana promosi berupa sosial media seperti Instagram, Twitter dan Youtube yang dinilai dekat dengan konsumen muda. Pasalnya, konsumen berusia muda memang memiliki porsi yang besar dalam komposisi demografi Indonesia.
Merujuk kepada Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik tahun 2017, jumlah generasi milenial atau penduduk yang berada pada rentang usia 20 tahun hingga 40 tahun mencapai 33,75% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 88 juta jiwa di tahun 2017. Hal ini menjadikan generasi milenial sebagai segmen penduduk dengan komposisi paling besar apabila dibandingkan penduduk kelompok usia lainnya seperti generasi X (25,74%) dan baby boomer + veteran (11,27%).
Baca Juga: Pasar produk herbal masih memiliki prospek
Kedua, SIDO berencana menghasilkan dua hingga tiga produk baru ataupun varian baru guna menstimulasi pasar. Tapi, Leonard belum menyebut detail produk ataupun varian baru yang akan diluncurkan.
Ketiga,SIDO berencana memperluas jangkauan penjualan baik untuk pasar domestik maupun internasional. Untuk pasar domestik, SIDO akan mulai memfokuskan penjualan di Indonesia timur. Menurut Leonard, sejauh ini pasar Indonesia timur masih belum tergarap secara maksimal sehingga masih memiliki potensi untuk dikembangkan.
SIDO berencana membidik Arab Saudi, negara-negara di Asia Tenggara serta Afrika untuk dijadikan sebagai tujuan ekspor baru. Asal tahu saja, saat ini penjualan ekspor memiliki kontribusi sebesar 5%-6% dalam total penjualan SIDO. Adapun produk-produk yang diekspor meliputi Tolak Angin Cair untuk pasar Filipina serta Kuku Bima Energi untuk pasar Malaysia dan Nigeria.
Baca Juga: Catat, ini jadwal pembagian dividen interim Sido Muncul (SIDO) Rp 22 per saham
Dalam mendukung rencana-rencana di atas, SIDO akan menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 150 miliar. Sebagian besar dari capex tersebut akan digunakan untuk keperluan pemeliharaan atau maintenance.
Menurut Leonard, SIDO masih belum memiliki rencana untuk menambah kapasitas ataupun pabrik baru di tahun 2020. “Fokus kami masih pada peningkatan utilisasi pabrik baru COD (Cairan Obat Dalam) II kami yang baru saja produksi secara komersial di awal tahun 2019,” jelas Leonard kepada Kontan.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News