kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Target tak tercapai karena permintaan yield tinggi


Rabu, 20 Februari 2013 / 07:34 WIB
Target tak tercapai karena permintaan yield tinggi
ILUSTRASI. Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 jenis Pfizer kepada warga di gedung Hemodialisis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (7/10/2021).


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Minat investor pada lelang sukuk negara, Selasa (19/2), berkurang. Lelang yang menawarkan sukuk bertenor minimal lima tahun ini hanya mencatatkan permintaan Rp 2,26 triliun.

Pemerintah pun hanya mengambil Rp 1 triliun permintaan investor. Angka ini lebih rendah dibanding target awal Rp 1,5 triliun.

Pemerintah menawarkan empat seri lawas PBS001 bertenor lima tahun, PBS002 bertenor sembilan tahun, PBS003 bertenor 14 tahun, dan PBS004 bertenor 24 tahun. Seperti lelang sukuk sebelumnya, kali ini pemerintah tidak menyerap seri PBS002 dan PBS003.

Pemerintah memenangkan Rp 500 miliar permintaan sukuk negara PBS001 dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,9129%, sedikit lebih tinggi dibanding lelang 5 Februari di angka 4,8903%. Pemerintah memenangkan Rp 550 miliar sukuk seri PBS004 dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,196%, juga lebih tinggi dibanding lelang sebelumnya 6,6094%.

Economist PT Bank Internasional Indonesia (BII) Josua Pardede mengatakan, yield yang diminta investor terlalu tinggi sehingga pemerintah tidak memenangkan sesuai target. "Investor meminta yield cukup tinggi karena ada risiko likuiditas di sukuk negara. Apabila dibandingkan dengan surat utang negara (SUN), pasar sukuk negara memang kurang likuid," kata Josua, Selasa (19/2).

Josua mengatakan, pemerintah harus memperbanyak penerbitan sehingga sukuk negara semakin likuid. Dengan demikian, investor asing juga diperkirakan akan tertarik untuk masuk ke sukuk negara. "Apalagi pemerintah berencana menerbitkan sukuk project financing yang akan diterbitkan untuk membiayai proyek, tahun ini. Seharusnya instrumen baru itu bisa menarik minat asing sehingga ujung-ujungnya pasar sukuk bisa menjadi lebih likuid," kata Josua.

Analis obligasi Sucorinvest Asset Management, Jemmy Paul memperkirakan, pasar sukuk masih akan menarik. Minimnya ketersediaan produk ini mengakibatkan minat investor terhadap sukuk akan tetap tinggi.

Jemmy memperkirakan, harga sukuk negara masih bisa terkerek sekitar 50 basis poin hingga akhir kuartal I. "Melihat tren kenaikan rupiah dan permintaan sukuk yang masih kuat, harga SBSN masih bisa naik. Seri PBS 004 merupakan seri yang paling menarik," tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×