kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Target IPO BEI tahun ini bisa tercapai


Rabu, 03 Januari 2018 / 10:10 WIB
Target IPO BEI tahun ini bisa tercapai


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham diramaikan 37 emiten baru yang melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di 2017. Di tahun 2018 ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis jumlah perusahaan IPO akan lebih dari 35. Analis optimis menyambut target tersebut.

“Emiten baru akan masuk, kita percaya lebih dari 35. Ada anak usaha BUMN, ada 3 perusahaan besar yang sudah daftar,” tutur Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio di Jakarta, akhir Desember lalu. Melalui penambahan jumlah emiten ini, Tito menargetkan bahwa dalam dua tahun kedepan kapitalisasi pasar BEI bisa menyentuh Rp 10.000 triliun.

Direktur Penialian Perusahaan BEI Samsul Hidayat menambahkan, di kuartal I-2018 sudah terjadwal IPO 5 perusahaan. Empat di antaranya adalah PT LCK Global Kedaton, PT Sky Energy Indonesia, PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk, dan PT BTPN Syariah.

Vice President Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya menilai, penambahan jumlah emiten memang diperlukan untuk meramaikan bursa. Ia pun tak menampik bahwa target jumlah perusahaan IPO oleh BEI bisa jadi tetap tercapai. Tentunya, capaian tersebut harus disertai dorongan kondisi politik dan ekonomi yang bagus.

Senada, analis Semesta Infovest Sekuritas Aditya Perdana Putra juga melihat kesuksesan BEI mendorong perusahaan untuk IPO di tahun 2017 akan berlanjut di 2018. Selain optimisme dari pertumbuhan ekonomi, Aditya juga melihat adanya beberapa faktor lain yang memberikan stimulus kepada perusahaan IPO.

"Fee yang lebih murah dan kemudahan dalam regulasi juga akan mendorong lebih banyak perusahaan IPO. Jika suku bunga naik, ada pilihan juga di pasar modal. Tentunya yang utama kondisi pasarnya harus tetap bullish. Karena jika pasarnya turun, nilai penawaran sahamnya turun, " tambah Aditya.

Meski demikian, William masih melihat beberapa tantangan tercapainya target BEI. Pertama, William melihat masih ada paradigma siklus sepuluh tahunan yang berkembang di pasar. Padahal menurutnya paradigma tersebut masih belum bisa dibuktikan kesahihannya.

Selain itu, momentum juga turut menentukan. "Pasar ini belakangan digempur IPO. Desember contohnya, ada 4 perusahaan IPO. Investor juga punya kapasitas dana. Karena itu perlu pertumbuhan investor yg lebih tinggi," tambah William.

Dari beberapa nama perusahaan yang sudah disebut akan melantai di bursa awal tahun ini, William tertarik dengan PT LCK Global Kedaton. Hal ini lantaran LCK Global Kedaton menekuni bisnis kontraktor pembuatan tower dan menara telekomunikasi. Sektor ini menurut William akan prospektif kedepannya.

Sementara itu, Aditya menyebut perusahaan financial technologi dan startup lainnya juga akan menarik di 2018. Perusahaan rintisan menurut Aditya memiliki pertumbuhan yang menarik dan valuasi yang menggiurkan. Selain itu ia juga menyebut beberapa sektor yang muncul akibat perubahan pola konsumsi masyarakat.

"Sektor pariwisata saat ini cukup menarik. Pemerintah juga cukup agresif dalam menggenjot sektor patiwisata di Indonesia. Artinya nanti APBD bisa naik, dan konstruksi di daerah meningkat. Karena itu, perbankan juga akan diuntungkan," ujar Aditya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×