Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indoensia (BEI) terus dorong perusahaan rintisan (start up) untuk mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO). Salah satunya dilakukan melalui pelatihan dan pengembinaan di IDX Incubator.
Ditemui di Jakarta, Kamis (28/12) Direktur Utama BEI Tito Sulistio bilang, dari 42 start up yang dibina di ISX Incubator, ada 5 start up yang berpotensi untuk digiring melaksanakan IPO. Namun, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat bilang, hanya dua start up yang akan melantai di bursa pada 2018 mendatang.
Adapun saat ini BEI tengah menunggu relaksasi aturan yang dapat melancarkan jalan bagi perusahaan-perusahaan rintisan untuk IPO. Ikatan Akutansi Indoneisa (IAI) adalah pihak yang berwenang dalam relaksasi ini. IAI berencana menerbitkan Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) yang dapat mengkapitalisasikan program.
PSAK ini awalnya ditargetkan terbit Desember 2017 ini. Namun, rencana tersebut diundur dan rencananya akan diterbitkan pada Januari atau Februari 2018. “Modal mereka kecil-kecil. Untuk naikkan modal, program yang mereka miliki harus dikapitalisasi. Dengan PSAK modal bisa naik,” ujar Tito.
Selain start up yang ada di IDX Incubator, BEI juga terus mendorong start up yang meraup penghasilan lebih dari 90% di Indonesia untuk IPO. Beberpa contoh yang disebut oleh Tito adalah Tokopedia, Go-Jek Indonesia, dan Bukalapak. “Unicorn ada tiga yang kita sudah ajak, tapi mereka bilang nanti dulu,” ujar Tito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News