kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tambah saham beredar, OCAP rights issue


Selasa, 10 Februari 2015 / 06:53 WIB
ILUSTRASI. Warga menggunakan payung saat hujan mengguyur Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Jakarta. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Onix Capital Tbk (OCAP) berencana menambah saham baru melalui hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue. Aksi  ini untuk memenuhi aturan pencatatan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditetapkan pada awal tahun 2014. 

Aturan tersebut tercantum pada peraturan BEI No I-A tentang pencatatan saham dan efek bersifat ekuitas selain saham yang diterbitkan oleh perusahaan tercatat. Pada butir V.1 tertulis, emiten wajib memiliki pemegang saham bukan pengendali dan bukan pemegang saham utama minimal 50 juta saham dan 7,5% dari jumlah saham dalam modal disetor. Dan pada butir V.2 ada syarat jumlah pemegang saham pemilik rekening efek di anggota bursa efek minimal 300 pihak. 

Saat ini pemegang saham OCAP adalah Djajusman Suryowijono 35%. Kemudian, Caili Limited memiliki 35%, Gao Fei Investment Limited memegang 10%, dan Hardijanto Adiwana mengapit 8% saham OCAP. Sisanya, 12% merupakan saham publik.

Sementara total saham beredar OCAP tercatat sebanyak 273,2 juta. Adapun, jumlah pemegang saham OCAP hanya 124 pihak. 

Karena itu, Krisno Triyanto Soekarno, Presiden Direktur OCAP, mengatakan, perseroan akan menggelar rights issue. Namun, ia belum mau membeberkan secara detail mengenai rencana itu. "Belum (terealisasi) dalam waktu dekat," ujar dia kepada KONTAN, Senin (9/2).

Saat ini, OCAP sedang dalam pembahasan di lingkup manajemen. Jika melihat laporan keuangan OCAP per akhir September 2014, dengan atau tanpa adanya kewajiban itu, emiten investasi ini memang memerlukan suntikan modal. Ekuitas perusahaan ini tercatat negatif alias defisiensi modal.

Jumlah defisiensi modal OCAP per kuartal III-2014 mencapai Rp 30,04 miliar. Angka ini membengkak dari periode yang sama pada tahun 2013, yakni Rp 20,25 miliar.

Njauw Djoeng San, Direktur Tidak Terafiliasi OCAP, mengatakan, selain mencari modal untuk menambah jumlah saham beredar, tahun ini juga ingin mengembangkan usaha.

Caranya, melalui anak usahanya di bidang pasar modal, PT Onix Sekuritas, ingin menjaring lebih banyak nasabah institusi. Ini agar pada tahun ini pembiayaan transaksi margin meningkat menjadi Rp 5 miliar-Rp 10 miliar dari Rp 2,5 miliar-Rp 4 miliar. 

OCAP juga mengembangkan bisnis kesehatan, dengan berniat menambah kembali klinik spesialis Thomson. "Tahun ini kami akan tambah dua klinik lagi," ujar Njauw kepada KONTAN.

Biaya membuka klinik ini antara Rp 5 miliar-Rp 12 miliar per klinik. Saat ini, OCAP memiliki dua klinik di Menteng Talavera dan Pacific Place. OCAP menggeluti bisnis kesehatan sejak 1 April 2014 melalui anak usahanya, PT Menteng Medika Indonesia, di bawah PT Onix Investama. Njauw berharap, dengan berkembangnya bisnis baru, OCAP bisa meraup laba. Di kurtal III-2014, emiten ini merugi Rp 15,79 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×