Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Asnil Amri
SURABAYA. Ekspansi PT Gudang Garam Tbk (GGRM) terus berlanjut. Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, GGRM menyerap belanja modal sebesar Rp 4,2 triliun. Dana itu dialokasikan untuk penambahan mesin-mesin pabrik.
"Di sisa tahun mungkin ada beberapa kebutuhan lagi, tetapi tidak besar," ujar Heru Budiman, Direktur dan Sekretaris Perusahaan GGRM. Namun di tahun depan, ekspansi yang dipersiapkan GGRM tak akan melebihi dari nilai belanja modal tahun ini. Kebutuhannya masih dialokasikan untuk penambahan kapasitas produksi dan mesin.
Tahun ini, GGRM masih tertekan dengan kenaikan harga cengkih. Meski mengalami penurunan harga, harga cengkh dirasa masih tinggi dan memberatkan produksinya. Tahun lalu harga cengkih berada di kisaran Rp 200.000 per kilogram, sedangkan tahun 2013 harga cengkih diperkirakan Rp 150.000 hingga Rp 160.000 per kilogram.
Heru bilang, tingginya harga cengkih bakal menyeret kinerja GGRM. Maklum, harga cengkih bakal langsung menekan pos beban bahan baku GGRM. Hingga Kuartal III 2013, total biaya pokok penjualan GGRM meningkat 11,07% menjadi Rp 32,09 triliun.
Toh, GGRM masih bisa mengakali kondisi ini dengan menaikkan harga jualnya. Kenaikan harga jual ini selalu disesuaikan dengan kondisi pasar dan daya serap masyarakat.
Tantangan yang dialami GGRM bukan cuma dari sisi bahan baku. Tahun depan, pemerintah provinsi bakal memungut pajak rokok sebesar 10% dari tarif cukai rokok. Namun, "kami estimasikan tidak akan terlalu besar dampaknya ke laba bersih," tutur Heru.
Sampai September 2013, GGRM membukukan pertumbuhan laba bersih 7,5% menjadi Rp 3,27 triliun. Pendapatan GGRM juga meningkat 12,4% menjadi Rp 40,01 triliun secara year on year. Pertumbuhan pendapatan ini sedikit melambat jika dibanding tahun lalu yang tumbuh 16,45%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News