kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Laba bersih GGRM tumbuh 7,5%


Rabu, 30 Oktober 2013 / 06:59 WIB
Laba bersih GGRM tumbuh 7,5%
ILUSTRASI. Gedung Federal Reserve. REUTERS/Kevin Lamarque/File Photo


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Asap industri rokok masih mengepul. Emiten produsen rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih meski hanya 7,5% menjadi Rp 3,27 triliun sepanjang kuartal III tahun ini secara year-on-year (yoy).

Pendapatan GGRM juga meningkat 12,4% menjadi Rp 40,01 triliun secara yoy. Pertumbuhan pendapatan GGRM tahun ini sedikit melambat jika dibanding tahun lalu bisa tumbuh 16,45%.

Meski demikian, manajemen dalam materi publik ekspose menyebutkan, pertumbuhan volume produksi Gudang Garam lebih tinggi dari industri, yaitu 5%. Sementara volume produksi industri hanya 2%.

Presiden Direktur GGRM, Susilo Wonowidjojo, dalam laporan keuangan yang dirilis kemarin, mengatakan, total penjualan sigaret kretek mesin (SKM) naik 17,07% menjadi Rp 35,18 triliun. Namun, penjualan sigaret kretek tangan justru turun 7,42% menjadi Rp 3,99 triliun.

Segmen lain seperti penjualan rokok klobot, kertas karton, dan lainnya juga meningkat. Susilo juga menjelaskan, sampai saat ini penjualan segmen lokal masih mendominasi yaitu 95,47% setara Rp 38,21 triliun. Angka ini naik 12,02% yoy. Sementara, segmen ekspor berkontribusi 4,52% dari total penjualan. Namun, pendapatan ekspor meningkat lebih tinggi 21,48% secara yoy.

Hasil penjualan SKM yang lebih besar mampu menggerus biaya upah langsung GGRM sebanyak 15,61% menjadi Rp 501,17 miliar. Namun, total biaya pokok penjualan GGRM meningkat 11,07% menjadi Rp 32,09 triliun.

Ini karena harga bahan baku GGRM meningkat. "Harga cengkeh tetap tinggi Rp 150.000 per kilogram tetapi lebih rendah dari Rp 200.000 di 2011/2012," ujar Susilo. Selain itu, harga tembakau juga meningkat sesuai inflasi.

Meski begitu, Kepala Riset Bahana Securities Harry Su menilai, pendapatan GGRM lebih besar 2% dari estimasi. Sayang, laba bersih GGRM lebih rendah 3% dari proyeksinya. "Saya yakin mereka bisa mengejar di kuartal IV," ujar dia. Harry memproyeksikan, pendapatan GGRM bisa mencapai Rp 53,4 triliun di akhir tahun. Sementara, laba bersih bisa Rp 4,4 triliun.

Menurut analis Sucorinvest Central Gani Ishfan Helmy, pendapatan GGRM seharusnya bisa tumbuh 14%. Dia memperkirakan, pendapatan GGRM bisa Rp 55,8 triliun dan laba bersih Rp 4,7 triliun di akhir 2013. "GGRM tidak menaikkan harga jual sehingga kinerja tidak sesuai estimasi," duga dia.

Harga saham GGRM turun 1,71% menjadi Rp 37.450 per saham, Selasa (29/10). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×