kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.918   12,00   0,08%
  • IDX 7.194   53,44   0,75%
  • KOMPAS100 1.105   10,45   0,95%
  • LQ45 877   11,00   1,27%
  • ISSI 221   0,83   0,38%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 540   5,09   0,95%
  • IDX80 127   1,35   1,07%
  • IDXV30 134   0,22   0,17%
  • IDXQ30 149   1,57   1,07%

Tak semua kinerja emiten kosmetik tetap cantik


Rabu, 08 April 2015 / 08:08 WIB
Tak semua kinerja emiten kosmetik tetap cantik
ILUSTRASI. Coupon The Spike Volleyball Story Oktober 2023 Update Terbaru Beserta Cara Klaim


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Emiten penyedia produk kosmetik tak mencatatkan kinerja indah pada tahun lalu. Sepanjang 2014, laba bersih sejumlah emiten kosmetik merosot. Namun ada pula emiten yang bangkit dari sebelumnya menderita kerugian menjadi mencetak laba.

PT Martina Berto Tbk (MBTO), misalnya, hanya membukukan laba bersih senilai Rp 2,92 miliar pada tahun lalu. Laba produsen produk perawatan rambut, wajah, hingga pewangi ini turun 81,93% dibandingkan dengan 2013 yang masih mencetak laba senilai Rp 16,16 miliar.

Kemudian laba bersih PT Akasha Wira International Tbk (ADES) turun 44,26% year-on-year (yoy) menjadi Rp 31,02 miliar di 2014. Adapun pendapatannya tumbuh 15% (yoy) menjadi Rp 578,78 miliar. Produk kosmetik seperti Makarizo dan P&G menyumbang 50,55% terhadap total penjualan ADES.

Sedangkan PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) yang pada 2013 menderita kerugian Rp 6,7 miliar mulai memulihkan kondisi keuangannya. Tahun lalu, MRAT meraih keuntungan bersih senilai Rp 7,37 miliar. Adapun penjualan kosmetik berporsi 85% dari total penjualan tahun lalu yang mencapai Rp 434,75 miliar.

PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) pun masih menikmati kenaikan laba. Tapi pertumbuhan labanya hanya satu digit yakni 8,84% dari Rp 160,14 miliar ke posisi Rp 174,31 miliar. Sekadar informasi, produk kosmetik TCID antara lain Gatsby dan Pixy.

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga hanya mampu mencatatkan pertumbuhan laba satu digit, yakni 7,1% (yoy) menjadi Rp 5,73 triliun.

Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada menilai persaingan industri kosmetik cukup ketat. Produk yang satu berebut pasar dengan produk lain yang hampir sama. "Karena persaingan cukup ketat, emiten kosmetik memperkecil margin supaya barangnya dapat diserap pasar," ucap dia, kemarin.

Reza menekankan pendapatan emiten kosmetik tergantung pada daya beli masyarakat. Ada beberapa faktor ekonomi yang membuat daya beli masyarakat tahun ini bisa lebih rendah ketimbang tahun lalu. Di saat yang sama, harga bahan baku kosmetik naik sehingga mengerek biaya pokok penjualan. Selain itu, biaya operasional seperti iklan, pegawai dan administrasi pun membebani emiten kosmetik.

Reza memperkirakan, emiten kosmetik tak akan mampu memoles kinerjanya dengan tebal pada tahun ini. Dia menerka, pendapatan emiten kosmetik tumbuh 5%-7%, sementara laba bersihnya naik tipis 2%-3%.

Harga saham MBTO kemarin ditutup menanjak 1,5% menjadi Rp 230 per saham. Saham ADES bertengger di posisi Rp 1.375. Sedangkan saham MRAT turun 0,34% menjadi Rp 296. Kemudian TCID bertahan di Rp 19.800 serta UNVR naik 1,27% ke posisi Rp 39.800 per saham.

Craig Sterling, analis Eva Dimensions, merekomendasikan hold saham MRAT. Sedangkan analis Danareksa Sekuritas Jennifer Frederika Yapply menyarankan buy saham TCID dengan target Rp 19.300 per saham.

Untuk jangka pendek, Reza merekomendasikan hold masing-masing untuk MBTO dengan target Rp 225 per saham, ADES di Rp 1.410 per saham, MRAT Rp 310 per saham dan TCID di Rp 20.000 per saham. Di saat yang sama, dia pun menyarankan buy UNVR dengan target harga Rp 40.500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×