kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tahun depan pendapatan dan laba PTPP diprediksi sulit tumbuh double digit, ada apa?


Selasa, 26 November 2019 / 15:45 WIB
Tahun depan pendapatan dan laba PTPP diprediksi sulit tumbuh double digit, ada apa?
ILUSTRASI. Suasana pembangunan sebuah apartemen di Jalan Margonda Raya,


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun belum sepakat mengenai Rencana kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020, PT PP Tbk (PTPP) memastikan pendapatan dan laba tidak akan tumbuh double digit.

Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan perusahaan sulit mencapai pertumbuhan double digit karena adanya Pernyataan Standard Akuntansi keuangan (PSAK) yang berlaku tahun depan.

Terdapat tiga PSAK yang akan berlaku tahun depan yaitu PSAK 71 yang mengatur instrumen keuangan, PSAK 72 yang mengatur mengenai pendapatan dari kontrak dengan pelanggan dan PSAK 73 mengatur mengenai sewa.

Baca Juga: PTPP tawarkan obligasi senilai Rp 1,25 triliun

"Dengan PSAK kita tidak bisa double, berat. Sekarang kan portofolio paling besar di properti, nah properti berpindah dari PSAK 44 ke PSAK 72. Portofolio kita high-rise, kalau tidak jadi gedung, tidak bisa dibukukan," ujar Agus saat ditemui beberapa awak media dalam acara Digital Construction Day 2019 PT PP, Selasa (26/11).

Kontan.co.id mencatat, PSAK 72 mengubah cara pengakuan pendapatan kontrak tidak berdasarkan besaran uang muka yang sudah diterima. Pengakuan pendapatan bisa dilakukan secara bertahap sepanjang umur kontrak atau pada titik tertentu.

Dengan syarat ada peningkatan nilai aset di sisi pelanggan, serta kesepakatan tahap pembayaran kontrak. Apabila tidak terpenuhi maka pendapatan kontrak baru bisa diakui saat terjadi penyerahan aset.

Untuk itu, Agus mengakui perusahaan menggeser strategi bisnisnya dari bangunan high-rise menjadi bangunan di atas tanah (landed).

"Kita mulai memasukkan apalagi kita persiapkan di ibu kota baru, ada beberapa mitra untuk persiapan nanti yang landed. Di Pulau Jawa juga ada beberapa," ujar Agus.

Lebih lanjut, Agus mengatakan PTPP juga akan melakukan divestasi beberapa aset tahun depan. Dana hasil divestasi ini akan digunakan untuk investasi di aset lain yang memberikan pendapatan berulang (recurring income).

Baca Juga: PTPP gelar kompetisi pemrograman konstruksi digital

Terutama dari proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), di mana dari kapasitas 2.500 liter per second (Lps) sebanyak 400 Lps di Bekasi sudah menjadi recurring income. Sedangkan kapasitas 300 Lps sedang dibangun di Tangerang.

Selain itu, PTPP juga memperkuat recurring income dari bisnis tol dan energi baru terbarukan (EBT). PTPP berencana mengembangkan EBT dari biomassa untuk wilayah Indonesia bagian Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×