kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tahun 2020, Indocement (INTP) prediksi volume penjualan semen tumbuh 4%


Selasa, 17 Desember 2019 / 23:31 WIB
Tahun 2020, Indocement (INTP) prediksi volume penjualan semen tumbuh 4%
ILUSTRASI. Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (25/10/2019). Menurut Asosiasi Semen Indonesia (ASI), volume penjualan semen sampai Agustus 2019 ini tercatat sebanyak 42,03 juta ton atau turun 2,26% dibandingkan pe


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) memprediksi, volume penjualannya pada 2019 akan naik 3%-4% dibanding realisasi tahun ini.

Presiden Direktur INTP Christian Kartawijaya mengatakan, penjualan semen perusahaannya hingga akhir 2019 bisa mencapai 18 juta ton dari total kapasitas produksi yang sebanyak 24,5 juta ton.

Menurut dia, capaian tahun ini sejalan dengan pertumbuhan volume penjualan semen secara industri yang diprediksi tumbuh 0%. Meski flat, volume penjualan semen tersebut membaik dibanding tahun 2018 yang justru tumbuh negatif.

Baca Juga: Valuasi mahal, analis rekomendasikan hold saham Indocement Tunggal Prakarsa (INTP)

"Kenaikan penjualan pada November 2019 lalu cukup baik dan masih berlanjut hingga Desember ini. Dalam arti, pertumbuhannya bisa di 5%-10%," ucap dia di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (17/12).

Untuk tahun depan, Christian menilai, kenaikan volume penjualan semen didorong oleh efek pengganda (multiplier effect) dari pembangunan infrastruktur yang masih akan dilakukan di Indonesia.

Demi menghadapi kenaikan permintaan pada 2020, INTP mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang lebih tinggi dibanding 2019, yaitu sekitar Rp 1,3 triliun. Nilai tersebut naik Rp 400 miliar dari capex tahun ini yang sekitar Rp 900 miliar.

Meskipun begitu, INTP belum berencana untuk menambah kapasitas produksinya. Pasalnya, utilisasi perusahaan ini baru mencapai 70% dari total kapasitas.

Baca Juga: Indocement (INTP) mencatat volume penjualan 14,6 juta ton hingga Oktober 2019

Terlebih lagi, Christian melihat, industri semen masih akan menghadapi kelebihan suplai (oversupply) yang cukup besar.

"Harga semen saat ini belum bisa menutup kewajiban perusahaan untuk bayar utang. Persaingan masih cukup ketat. Tahun depan, beberapa perusahaan juga akan tambah kapasitas baru," kata dia.

Sebagai gambaran, per September 2019, laba bersih INTP melesat 90,35% secara tahunan menjadi Rp 1,17 triliun, dari sebelumnya Rp 617,7 miliar. Meskipun begitu, pendapatan INTP hanya naik tipis 5,33% menjadi Rp 11,34 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 10,77 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×