kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Tahun 2020, Bahana TWC prediksikan yield SUN akan berkisar 6%-7%


Kamis, 30 Januari 2020 / 21:41 WIB
Tahun 2020, Bahana TWC prediksikan yield SUN akan berkisar 6%-7%
Direktur Strategi dan Kepala Makro Ekonomi PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat (tengah) saat diskusi bertema The Black Swan Moment di Jakarta (30/1/2020).


Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bahana TWC Investment Management memproyeksikan yield SUN tidak akan bergerak jauh dari rentang 6%-7%.

Direktur Strategi dan Kepala Makro Ekonomi PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat memaparkan di tahun 2020 ini Bahana memprediksikan yield SUN akan ada di kisaran 6%-7%. 
Sementara rupiah akan berada di level Rp 13.100 per dolar AS.

Berkaca pada yield SUN saat ini yang berkisar di level 6,8% prediksi Bahana untuk tahun 2020 tidak jauh berbeda. 

Baca Juga: SUN diburu, rupiah menguat ke Rp 13.634 per dolar AS

Kendati demikian Budi menyebut tingkat imbal hasil yield Indonesia masih jauh lebih tinggi dari negara-negara lain. Pasalnya di negara lain ada yang yield SUN-nya 0% bahkan minus.

Tren penurunan suku bunga yang belakangan terjadi, dorong yield SUN lebih rendah dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, tren suku bunga rendah buat harga SUN yang beredar juga lebih murah.

Budi menyebut untuk menimbang keuntungan, maupun tingkat imbal hasil dari SUN dapat dihitung dengan memperhatikan tingkat kupon dan capital gain.

Prospek SUN di tahun 2020 ini kian gemilang. Menurut Budi, dengan kebijakan quantitative easing oleh bank sentral negara maju, likuiditas modal asing akan terlebih dahulu mengalir ke surat utang negara (SUN) yang menawarkan imbal hasil menarik dibanding surat utang negara berkembang lain. 

Kenaikan harga SBN yang menurunkan imbal hasilnya, merupakan prasyarat optimisme berinvestasi di pasar.

Baca Juga: Porsi kepemilikan asing di obligasi pemerintah sudah mendekati 40%

Tidak heran jika pada tahun 2020, Bahana akan berfokus pada instrumen obligasi di semester pertama barulah bergeser ke pasar saham di semester II-2020.

“Bahana TCW optimistis dengan prospek investasi baik untuk SUN dan saham. Model kami memprediksi yield SUN 10 tahun berpeluang turun hingga 6,3% dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada pada level 6.900 pada akhir tahun ini,” ungkap Budi Kamis (30/1).

Ia bilang, penyelesaian Omnibus Law berpeluang memberikan prospek investasi lebih cerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×