kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun 2018 menantang, saham mana yang menarik?


Selasa, 14 November 2017 / 19:13 WIB
Tahun 2018 menantang, saham mana yang menarik?


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2018 diprediksi akan lebih menantang. Indonesia juga akan memasuki tahun politik yang akan memberikan pengaruh bagi perekonomian di Tanah Air. Saham mana saja yang bisa dicermati untuk tahun depan?

Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan, stabilitas fundamental makroekonomi yang inklusif dan berkesinambungan akan memberikan katalis positif terhadap pertumbuhan indeks. "Pada tahun 2018, kebijakan fiskal pemerintah akan diarahkan pada pembangunan infrastruktur," kata Nafan kepada KONTAN, Selasa (14/11).

Ada beberapa emiten LQ45 untuk tahun 2018 yang menurut Nafan menarik untuk dicermati. Saham pilihan dia antara lain,

- PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), akumulasi beli pada target harga jangka pendek, menengah maupun panjang di level 15.000, 15.600, dan 17.100.

- PT Adaro Energy Tbk (ADRO), akumulasi beli dengan target harga jangka pendek maupun jangka panjang di level 1.995 dan 2.350.

- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) buy on weakness pada area support 3.110 – 3.240, dengan target harga secara bertahap pada level 3.370 dan 3.800.

- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) buy on weakness pada area support pada harga 6.900, dengan target harga secara bertahap pada level 7.625 dan 7.950. 

- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) akumulasi beli dengan target harga jangka panjang di level 9.225. 

- PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) maintain buy dengan target harga secara bertahap di level 1.620 dan 1.685.

- PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) maintain buy dengan target harga jangka pendek maupun jangka panjang di level 2.220 dan 2.520

Sementara itu, dari global sentimen datang dari kebijakan The Fed. Namun, Gubernur The Fed yang baru, Jerome Powell lebih dovish sehingga diyakini tidak menaikkan tingkat suku bunga secara agresif. "Proses penetapan RUU Reformasi Perpajakan AS, proses Brexit, bahkan krisis di kawasan Timur Tengah, krisis di kawasan Semenanjung Korea, konflik di Laut Cina Selatan akan mempengaruhi pergerakan IHSG pada tahun depan," kata Nafan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×