kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SWF lirik investasi jalan tol, ini perkembangan rencana divestasi BUMN pemilik proyek


Rabu, 26 Mei 2021 / 19:23 WIB
SWF lirik investasi jalan tol, ini perkembangan rencana divestasi BUMN pemilik proyek
ILUSTRASI. Kendaraan arah Jakarta (lajur kiri) melintas di jalan tol Cipali, Cirebon, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur menyatakan, pihaknya masih dalam tahap komunikasi dengan sovereign wealth fund (SWF) Tanah Air, yakni Indonesia Investment Authority (INA) terkait rencana investasi INA di proyek infrastruktur, khususnya jalan tol.

Corporate Finance Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) Eka Setya Adrianto mengatakan, belum ada keputusan terkait ruas tol mana yang akan dijual Jasa Marga ke INA. Saat ini, Jasa Marga masih terus berkomunikasi dengan INA terkait wacana divestasi kepemilikan tersebut.

"Pada prinsipnya, kami membuka peluang pada ruas-ruas jalan tol yang telah beroperasi," kata Eka saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (25/5). 

Yang jelas, Jasa Marga menargetkan, kesepakatan pengalihan kepemilikan ruas tol kepada INA dapat terlaksana pada tahun 2021.

Berdasarkan pemberitaan Kontan.co.id tanggal 8 Maret 2021, Direktur Keuangan JSMR Doni Arsal mengatakan, setidaknya ada sembilan ruas tol potensial milik Jasa Marga yang ditawarkan ke SWF. 

Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) sedang proses penjajakan dengan INA

Sembilan ruas tol tersebut adalah Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61,7 km dengan kepemilikan 55%, Jakarta Cikampek II Elevated sepanjang 36,4 km dengan kepemilikan 80%, Semarang-Batang sepanjang 75 km dengan kepemilikan 40%, dan Gempol-Pandaan sepanjang 13,6 km dengan kepemilikan 40%.

Ada juga Pandaan-Malang sepanjang 38,9 km dengan kepemilikan 60%, Gempol-Pasuruan sepanjang 34,2 km dengan kepemilikan 99%, Balikpapan-Samarinda sepanjang 98,9 km dengan kepemilikan 67%, Manado-Bitung sepanjang 39,9 km dengan kepemilikan 65%, dan Bali Mandara sepanjang 9,7 km dengan kepemilikan 65%.

Bernada serupa, Sekretaris Perusahaan PT Waskita Toll Road (WTR) Alex Siwu menyatakan, perusahaannya masih dalam tahap komunikasi dengan INA terkait pelepasan saham jalan tol yang dimiliki Waskita Toll Road. "Belum ada keputusan apapun antara WTR dan INA," ucap Alex.

Sebelumnya, Direktur Keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) Taufik H. Kusuma menyebutkan, WTR mempunyai kepemilikan pada 17 ruas di Jawa dan Sumatra yang 12 di antaranya telah beroperasi, baik secara penuh maupun parsial. 

Taufik berharap, proses diskusi dapat segera berlanjut ke tahap berikutnya dan transaksi divestasi beberapa ruas tol kepada INA dapat terlaksana paling lambat semester kedua tahun ini.

Sementara itu, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sama sekali belum menentukan ruas tol mana yang akan dijual dan apakah akan dijual dalam waktu dekat atau tidak. 
"Sampai saat ini, belum ada pembahasan dengan SWF terkait aset-aset existing WIKA," ungkap Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya.

Di sisi lain, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) sudah mengumumkan akan menawarkan kepemilikannya di jalan tol Semarang-Demak kepada INA. 
Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan, jalan tol tersebut dipilih karena PTPP menggenggam kepemilikan mayoritas, yakni 65%. 

Menurut dia, kesempatan divestasi ini perlu diambil karena arus kas perusahaan perlu mendapat perhatian di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: INA resmi menjadi anggota Asosiasi IFSWF

Sebagai informasi, baru-baru ini, INA membentuk konsorsium dengan perusahaan dan lembaga dari luar negeri, yaitu Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ), APG Asset Management (APG), dan anak usaha Abu Dhabi Investment Authority (ADIA).

CDPQ adalah investor institusional yang mengelola beberapa program pensiun dan asuransi publik yang berbasis di Kanada. Kemudian APG adalah penyedia dana pensiun terbesar di Belanda dan ADIA adalah pengelola dana abadi dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).

Keempat entitas ini rencananya bakal mendirikan platform investasi yang berfokus pada infrastruktur di Indonesia dengan jalan tol sebagai awalan. 

Selama enam bulan ke depan, konsorsium akan melakukan evaluasi untuk melihat peluang investasi jalan tol. Perusahaan patungan tersebut rencananya akan mengelola dana investasi hingga US$ 3,75 miliar.

Selanjutnya: Kelola dana Rp 490 triliun, BP Jamsostek gandeng INA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×