Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mencabut suspensi saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN), PT Sumber Mas Konstruksi Tbk (SMKM), dan PT Link Net Tbk (LINK).
Dus, saham-saham ini bisa mulai diperdagangkan di pasar tunai maupun reguler per sesi I hari ini, Senin, (1/9/2025).
Di akhir perdagangan Senin (1/9/2025), saham COIN terpantau anjlok 9,66% ke level Rp 2.150. Dalam sebulan terakhir, saham COIN melesat 194,52%. Adapun sejak awal tahun, saham COIN meroket 2.050%.
Baca Juga: Suspensi Dicabut, Cek Pergerakan Saham COIN, SMKM, dan LINK Hari Ini (1/9)
Senasib, saham LINK pun ditutup melemah tipis 9,81% ke level Rp 3.400. Dalam sebulan, saham LINK melambung 89,42%. Lalu sejak awal tahun sahamnya telah terbang 183,33%.
Sementara itu di waktu yang sama, saham SMKM ditutup menguat 9,93% ke harga Rp 155 per saham. Dalam sebulan, saham SMKM sudah meningkat 106,67%, sedangkan sejak awal tahun telah naik 134,85%.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai, dia masih harus menunggu rilis kinerja semester I 2025 terlebih dahulu sebelum dapat menilai prospek KOIN. Maklum, emiten ini baru saja melantai di bursa pada 9 Juli 2025 lalu.
“Apa lagi, produk-produk berjangka yang mereka tawarkan itu kan bersifat volatil,” ujar Nafan saat dihubungi Kontan, Senin (1/9/2025). Hal ini, lanjut Nafan, menjadikan bisnis KOIN memiliki risiko yang tinggi.
Baca Juga: BEI Melakukan Suspensi Saham JARR, LINK, NINE, SMKM dan STRK Mulai Jumat (29/8/2025)
Adapun untuk SMKM, dia mencermati kinerja bottom line emiten kontraktor umum dan desain interior ini tumbuh positif di semester I 2025. Tercatat, laba bersih tahun berjalan SMKM meroket 230,41% secara tahunan ke Rp 1,01 miliar. Namun, pendapatannya merosot 19,74% YoY ke Rp 35,81 miliar.
“Berarti perusahaan ini nampaknya lebih menekankan pada strategi efisiensi bisnis,” jelasnya. Langkah ini sewajarnya diterapkan SMKM, kata Nafan, sebab emiten ini tengah dihadapi pada permintaan masyarakat yang masih lesu.
Sementara untuk LINK, Nafan menilai kinerja top line maupun bottom line masih perlu perbaikan. Tercatat, LINK masih membukukan kerugian di semester I 2025, kendati menyusut yakni dari rugi Rp 777,27 miliar menjadi Rp 691,69 miliar. Sementara itu, LINK membukukan kenaikan pendapatan sebesar 47,10% YoY menjadi Rp 1,57 triliun.
“Jadi memang investor perlu bersikap hati-hati mengingat pergerakan saham LINK kurang wajar,” ujar Nafan.
Oleh sebab saham ketiganya sudah overbought, Nafan merekomendasikan investor untuk sell on strength saham COIN, SMKM, dan LINK.
Selanjutnya: BTN Alihkan Sementara Layanan Kantor Cabang Imbas Aksi Massa, Berikut Alternatifnya
Menarik Dibaca: Ini Jumlah Kalori dalam 1 Mangkuk Mie Ayam, Cek yuk!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News