kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Survei: Aset Kripto Masuk Lima Instrumen Investasi Teratas di Indonesia


Kamis, 10 Maret 2022 / 09:46 WIB
Survei: Aset Kripto Masuk Lima Instrumen Investasi Teratas di Indonesia
ILUSTRASI. Ilustrasi kripto. REUTERS/Edgar Su


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepopuleran aset kripto sebagai alat investasi telah mendapatkan daya tarik global beberapa tahun ke belakang. Survei terbaru yang dilakukan oleh Zipmex bersama dengan firma riset pasar Jakpat, mengonfirmasi bahwa tren yang serupa terjadi di Indonesia. 

Menurut survei, aset kripto (11,69%) sekarang berada di antara lima teratas yang paling banyak digunakan di pasar, bersama dengan emas (25,51%), reksadana (14,75%), deposito berjangka (13,57%), dan properti (11,64%). Survei tersebut disebarkan kepada lebih dari seribu orang yang berusia 25-40 di 33 provinsi di Indonesia.

Survei juga menunjukkan bahwa 62,83% tertarik untuk berinvestasi di aset kripto dalam tiga bulan ke depan. Tingginya persentase responden yang tertarik pada investasi aset kripto selaras dengan profil risiko responden di mana 88,88% dari responden memilih antara investasi risiko rendah (42,44%) atau risiko sedang (46,44%) dibandingkan investasi risiko tinggi (11,12%).

“Jutaan orang Indonesia telah berinvestasi di aset kripto dan kami berharap untuk melihat lebih banyak orang Indonesia di masa depan yang berinvestasi di aset kripto,” kata Siska Lestari, Head of Growth Zipmex Indonesia dalam keterangan tertulis, Rabu (9/3).

Secara keseluruhan, sebanyak 87,85% responden yang berpartisipasi di survei merupakan investor, dengan 31,8% memiliki satu instrumen, sedangkan 45,85% memiliki banyak instrumen investasi. 

Baca Juga: Aset Emiten Perbankan Besar Masih Bisa Bertumbuh, Simak Rekomendasi Saham Berikut

Dalam hal kripto, ada tiga alasan utama mengapa mereka belum berinvestasi di aset kripto, yakni, mereka menganggap bahwa masih kurangnya informasi terkait kripto (45,31%), tidak mengetahui mulai dari mana (17,46%), dan terlalu berisiko (15,53%).

Dari sisi gender, survei melaporkan bahwa persentase pemilik aset kripto laki-laki (29,78%) lebih tinggi dibandingkan pemilik aset kripto perempuan (16,60%). Persentase responden laki-laki yang tertarik untuk investasi di aset kripto dalam tiga bulan ke depan juga lebih tinggi (71,20%) dibandingkan responden perempuan (54,63%).

Ketika data tersebut dipecah menjadi kelompok umur, persentase kepemilikan aset kripto berada dalam kelompok usia 31-35 (25,74%), diikuti oleh 25-30 (23,38%), dengan 36-40 (17,47%) di posisi terendah. 

Meskipun persentase kepemilikannya rendah, sejumlah 66,27% dari kelompok usia 36-40 dilaporkan memiliki minat untuk berinvestasi di aset kripto selama tiga bulan ke depan, sementara 67% dari kelompok usia 31-35 dan 59,53% dari kelompok usia 25-30 melaporkan selera yang sama untuk investasi aset kripto.

Selain itu, data tersebut juga menyebutkan bahwa lebih dari 60% responden tertarik untuk berinvestasi di aset kripto dan akan mengambil kesempatan untuk mulai berinvestasi di dalamnya, dalam tiga bulan ke depan. 

Meskipun minat telah muncul, laporan ini juga mengatakan bahwa lebih dari 50% responden mengakui bahwa mereka juga kurang memiliki pengetahuan dan wawasan yang memadai tentang hal itu.

Menurut Siska, kesalahpahaman terbesar tentang kripto di Indonesia adalah karena keterkaitannya yang kuat dengan volatilitas nilai jangka pendek dan perubahan cepat di pasar kripto yang terjadi dalam 24/7, tidak seperti pasar saham Indonesia. Jika dilihat dari perspektif ini, ia memahami bahwa berinvestasi di kripto dapat dianggap sebagai aktivitas yang sangat berisiko, menakutkan, dan mengintimidasi. 

Baca Juga: Kenaikan Harga Bitcoin Belum Terbendung, Tembus US$ 42.000

Namun, dalam kampanye Zipmex berikutnya yang akan segera diluncurkan, Siska berujar pihaknya akan mencoba mematahkan ketidakpercayaan ini dengan menjelaskan lebih banyak wawasan tentang aset kripto, sebagai instrumen investasi yang akuntabel dan layak dipercaya. 

“Kami berharap kampanye ini juga akan menjadi cara yang baik untuk memberikan edukasi yang layak, dengan cara yang lebih mudah dipahami, mudah dicerna, dan lebih dekat dengan kehidupan kita sehari-hari,” imbuhnya.

Siska juga ingin memaparkan bahwa berinvestasi pada aset kripto dalam jangka waktu yang lama bisa memberikan peluang, mengingat aset kripto telah mengalami pertumbuhan kolektif yang kuat dan stabil selama beberapa tahun terakhir. 

Hal ini tercermin dari pertumbuhan kapitalisasi pasar global aset kripto yang mencapai lebih dari sepuluh kali lipat dari sekitar US$ 150 miliar menjadi lebih dari US$ 1,7 triliun selama beberapa tahun terakhir saja.

“Melihat tren global dan lokal, kami percaya bahwa akan ada jutaan investor kripto baru yang akan mengambil bagian dalam revolusi keuangan di Indonesia ini dalam waktu dekat. Dan Zipmex memiliki berbagai produk dan layanan luar biasa yang dapat membantu mereka memulai,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×