kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aset Emiten Perbankan Besar Masih Bisa Bertumbuh, Simak Rekomendasi Saham Berikut


Rabu, 09 Maret 2022 / 19:21 WIB
Aset Emiten Perbankan Besar Masih Bisa Bertumbuh, Simak Rekomendasi Saham Berikut
ILUSTRASI. Empat perbankan besar tanah air berhasil membukukan kenaikan aset sepanjang tahun lalu.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat perbankan besar tanah air berhasil membukukan kenaikan aset sepanjang tahun lalu. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya, membukukan aset sebesar Rp 1.725,6 triliun, tumbuh 11,9% secara year-on-year (yoy). BMRI masih tetap menduduki posisi sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tetap berada di posisi kedua dengan total aset Rp 1.678 triliun. Walaupun ada pembentukan holding ultra mikro, Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Pegadaian yang di merger ke bank ini, aset konsolidasi BBRI hanya tumbuh 4,2% di tahun lalu.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencatat pertumbuhan aset 14,2% secara year on year (yoy) jadi Rp 1.288 triliun menduduki posisi ketiga dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang menorehkan kenaikan aset 14,9% ke Rp 964,8 triliun berada di urutan keempat.

Baca Juga: Yuk Intip Prospek dan Rekomendasi Saham dalam Indeks BUMN 20

Analis MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang Citradi menilai, aset perbankan besar masih bisa tumbuh tahun ini. Pendorongnya adalah ekspansi kredit.

Dia mengatakan, tahun ini big bank menargetkan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari 2021 seiring dengan tren pemulihan ekonomi yang berlanjut. Dana pihak ketiga (DPK) juga masih bisa bertumbuh tapi tidak akan terlalu agresif, maksimal sesuai dengan pertumbuhan kredit.

Selain itu, fungsi intermediasi bank juga akan lebih baik. Perkiraan Tirta, loan to deposit ratio (LDR) bisa di atas 80% tahun ini. “Fokus bank saat ini adalah menarik dana murah dan masuk ke aset-aset dengan yield menarik,” terang Tirta, Rabu (9/3).

Baca Juga: OJK Larang Bank Fasilitasi Kripto, Apa Alasannya?

Beberapa bank BUMN seperti BBRI dan BMRI juga menggarap kredit KUR yang punya yield menarik. Kalau target bisa tercapai maka cost of finance tetap rendah tetapi loan yield bisa naik. Setidaknya, net interest margin (NIM) bisa terjaga atau bahkan naik. Di sisi lain, strategi digitalisasi jadi salah satu ujung tombak bank untuk memperkuat struktur current account saving account (CASA).

Dari sisi kualitas aset, Tirta melihat tren penurunan non-performing loan (NPL) bisa berlanjut. Semua sektor ekonomi diharapkan bisa mulai bergerak lagi tahun ini. Kapabilitas debitur membayar akan lebih baik, begitu juga dengan kolektabilitasnya sehingga NPL bisa turun.

Ini juga sejalan dengan strategi bank-bank besar yang sudah memupuk pencadangan yang ample di awal (frontloading) yang punya ruang untuk memangkas cost of credit.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Pilihan Analis Saat Harga Komoditas Melesat Tinggi

Bank yang porsi kredit berisiko yang direstrukturisasi paling rendah akan diuntungkan karena kebijakan relaksasi OJK masih akan berlanjut sampai akhir tahun dan baru selesai kuartal pertama 2023. “Seharusnya bank masih punya cukup waktu untuk manajemen asetnya,” kata dia.

Untuk saham big four bank, Tirta merekomendasikan beli BBRI dengan target harga Rp 5.500 dan beli BMRI  dengan target harga Rp 8.900.

Untuk BBNI, Tirta merekomendasikan hold dengan target harga Rp 8.500, begitu pula dengan BBCA yang direkomendasikan hold dengan target  harga Rp 7.900. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×