Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Rut meyakini, perluasan toko Lawson akan terus berlanjut karena didorong oleh permintaan yang meningkat pesat dari produk RTE dan RTD seiring dengan terus meningkatnya mobilitas masyarakat yang pulih pascapandemi.
Alfamart juga menawarkan berbagai program promosi untuk mendukung ekspansinya, antara lain program cashback dan diskon biaya waralaba, program konversi, dan bisnis sewa.
“Program pengembangan kinerja dan layanan lainnya akan terus dikembangkan lebih lanjut di tahun-tahun mendatang untuk menanamkan kepercayaan yang lebih besar pada pewaralaba yang berkolaborasi dengan AMRT,” imbuh Rut.
Baca Juga: Asing Catat Net Sell Terbesar pada 10 Saham Ini Dalam Sepekan
Analis Samuel Sekuritas Indonesia (SSI) Ashalia Fitri menambahkan, pemilihan umum (pemilu) tahun ini akan berdampak positif terhadap kinerja emiten Fast Moving Consumer Goods (FMCG) seperti AMRT. Sebab, belanja terkait pemilu kemungkinan besar akan dihabiskan salah satunya untuk barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Selain belanja pemilu, lanjut Ashalia, faktor lain yang dapat mendorong kinerja AMRT adalah Bantuan langsung Tunai (BLT) yang akan diberikan pemerintah ke masyarakat. Sejumlah bantuan sosial berpotensi meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat, sehingga akan berdampak positif bagi permintaan produk AMRT.
“Di tahun ini dengan adanya pemilu kita liat akan berdampak positif untuk perusahaan FMCG seperti AMRT,” kata Ashalia kepada Kontan.co.id, Senin (22/1).
Ashalia memberi rekomendasi Buy untuk AMRT dengan target harga sebesar Rp 3.250 per saham. Sedangkan, Rut Yesika mempertahankan rekomendasi Trading Buy untuk AMRT dengan target harga tidak berubah di Rp 3.200 per saham.
Baca Juga: Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Jajaki Kerja Sama Sektor Komersial Niaga di IKN
Rut memaparkan, rekomendasi AMRT tersebut didasarkan pada perluasan toko yang berkelanjutan, perbaikan kondisi perekonomian, arus kas bebas yang kuat, perubahan dalam bauran produk dan inovasi dengan format toko baru, serta efisiensi pengoperasian.
Namun patut diwaspadai pertumbuhan toko baru yang lebih lambat dari perkiraan dan pertumbuhan konsumsi domestik yang lebih lesu dapat menjadi risiko untuk AMRT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News