kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Suku bunga semakin rendah, simak tips investasi berikut


Senin, 22 Februari 2021 / 15:38 WIB
Suku bunga semakin rendah, simak tips investasi berikut
ILUSTRASI. Penurunan tingkat suku bunga juga bisa menurunkan imbal hasil instrumen pasar uang.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan suku bunga BI 7 Days Reverese Repo Rate (BI7DRRR) ke 3,5% berpotensi memberi sentimen positif pada pasar obligasi dan saham. Namun, penurunan tingkat suku bunga juga bisa menurunkan imbal hasil instrumen pasar uang. 

Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich mengatakan, di tengah kondisi suku bunga rendah, investor disarankan untuk tetap berinvestasi sesuai dengan kebutuhannya. Memang, penurunan tingkat suku bunga BI bisa menurunkan imbal hasil deposito dan pasar uang lainnya.

Alhasil, Farash menyarankan untuk kebutuhan investasi jangka pendek investor dapat mencoba masuk ke reksadana pasar uang. "Penurunan imbal hasil reksadana pasar uang tidak secepat penurunan deposito counter rate," kata Farash, Senin (22/2). 

Sementara jika kebutuhan investasi masih untuk jangka menengah, Farash menyarankan investor bisa memilih ETF obligasi atau reksadana pendapatan tetap. Sedangkan, investasi jangka panjang cocok masuk ke reksadana saham. 

Baca Juga: IHSG menguat 0,38% ke 6.255 di akhir perdagangan Senin (22/2)

Alokasi investasi juga bisa disesuaikan dengan usia. Farash mencontohkan usia senior bisa menaruh 80% dana investasinya di reksadana pasar uang. Selanjutnya sebesar 15%-20% di reksadana pendapatan tetap. Sementara, porsi di saham baiknya berkisar tidak lebih dari 5%. 

Namun, bagi investor usia muda bisa menempatkan 80% dana investasi di reksadana saham atau saham langsung. Dana investasi sisanya bisa dimasukkan ke reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang. 

Baca Juga: Reksadana pasar uang jadi satu-satunya reksadana berkinerja positif di pekan lalu

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan, kinerja pasar modal di Indonesia bisa lebih stabil dan positif dibandingkan dengan tahun lalu dengan dukungan penuh dari pemerintah serta vaksinasi yang masih terus berlanjut. Terutama pada instrumen investasi yang berisiko seperti reksadana berbasis saham. 

Namun tidak dipungkiri, sepanjang 2021 pasar modal juga berpotensi bergerak fluktuatif. Penyebabnya, kenaikan IHSG di kuartal keempat 2020 sudah cukup tinggi. Selain itu muncul juga kekhawatiran pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Wawan menyarankan investor dapat memanfaatkan pergerakan yang masih fluktuatif ini sebagai momentum untuk menambah posisi portofolio ketika harga sedang turun.

Baca Juga: Harga emas Antam Rp 930.000 per gram pada Senin (22/2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×