Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham perbankan dinilai masih prospektif setelah langkah Kementerian Keuangan mengguyur likuiditas ke bank Himbara, dan didukung upaya Bank Indonesia (BI) yang kembali memangkas suku bunga acuan.
Para analis pun memberikan rekomendasi sejumlah saham emiten perbankan. Cek ulasan lengkap rekomendasi saham sektor perbankan:
1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
BBRI masih menunggu aturan teknis dari Kemenkeu sebelum menyalurkan pembiayaan koperasi desa dan KUR perumahan. Pencairan aktual kemungkinan lebih rendah dari plafon Rp 3 miliar per koperasi karena seleksi akan dilakukan ketat.
Di sisi lain, tantangan kualitas kredit mikro masih membayangi. Non Performing Loan (NPL) segmen ini tercatat Rp 2,4 triliun pada separuh pertama 2025, di atas ekspektasi awal.
Baca Juga: Indeks Menguat, Cek Rekomendasi Saham BNI Sekuritas Hari Ini (18/9)
Kondisi tersebut mendorong asumsi biaya kredit lebih tinggi, meski bank masih memiliki buffer overlay Rp 2 triliun.
Namun, prospek BBRI dalam jangka menengah dapat ditopang perbaikan jalur pendanaan melalui ekosistem payroll, penetrasi wholesale di sektor kesehatan dan pendidikan, serta tren normalisasi bunga simpanan.
Rekomendasi: Add
Target harga: Rp 4.900
Handy Noverdanius, Owen Tjandra, dan Elizabeth Noviana, CGS International Sekuritas dalam riset 21 Agustus 2025
2. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
Sepanjang Januari–Juli 2025, BBNI mencatatkan laba bersih bank turun 5,2% yoy, tertekan pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang lesu serta kenaikan biaya provisi.
Namun, penyaluran kredit tumbuh 6,3% yoy, sejalan dengan target, didorong oleh segmen korporasi, institusi, serta konsumer payroll dan KPR.
Strategi pendanaan berbasis dana murah atau CASA (Current Account Saving Account) juga terbukti berhasil, dengan pertumbuhan 19,4% yoy Rp 625,7 triliun.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham CDIA, BRMS, BUMI, MDKA, BWPT, KRAS untuk Kamis (18/9/2025)
Meski margin bunga bersih (NIM) mengalami tekanan, posisinya masih sesuai ekspektasi, didukung penurunan biaya dana yang berangsur membaik.
Risiko utama meliputi pertumbuhan kredit lebih rendah dari ekspektasi, likuiditas ketat akibat yield tinggi SRBI, stagnasi NIM, dan kenaikan CoF dan CoC lebih besar dari perkiraan.
Adapun saham BBNI mencatat momentum positif dengan return 7,5% secara bulanan, meski potensi koreksi sehat masih terbuka setelah reli perbankan.
Rekomendasi: Buy
Target harga: Rp 5.110
Akhmad Nurcahyadi, KB Valbury Sekuritas dalam riset 3 September 2025
3. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
Pada semester I-2025, total laba bersih BBTN mencapai Rp 1,7 triliun atau naik 13,6% YoY. Kinerja terutama ditopang lonjakan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 55,1% YoY menjadi Rp 9,3 triliun, seiring ekspansi margin bunga bersih (NIM) ke level 4,4%.
BBTN berpotensi mendapat keuntungan dari program KUR Perumahan yang baru diluncurkan (Permenko No.13/2025), melengkapi skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan memberikan subsidi pembiayaan baik untuk pengembang maupun pembeli rumah.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham BBRI, MAPI, MEDC, dan INKP untuk Kamis (18/9/2025)
Meski tantangan struktural terkait kualitas aset dan bauran pendanaan masih ada, arah kebijakan kini memberi lebih banyak peluang dibandingkan risiko. Faktor pendorong utama mencakup percepatan penyaluran FLPP, eksekusi KUR yang berhasil, serta pemulihan CASA.
Rekomendasi: Buy
Target harga: Rp 1.600
Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman, Samuel Sekuritas Indonesia dalam riset 28 Agustus 2025
4. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
BMRI membukukan laba bersih bank-only sebesar Rp 27,5 triliun pada Januari–Juli 2025, turun 6% yoy. Capaian ini baru mencapai 56% dari konsensus, mencerminkan kinerja yang sedikit di bawah ekspektasi.
Tekanan terutama datang dari kenaikan biaya operasional (opex) yang melonjak 27% yoy, sehingga mendorong Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) turun 7% yoy.
Baca Juga: Emiten Properti Merespons Positif Penurunan Suku Bunga, Cek Rekomendasi Saham Berikut
Hal ini mengimbangi pertumbuhan yang relatif moderat pada pendapatan bunga bersih (NII), yang naik sebesar 2% yoy, serta non-interest income (non-II) yang naik sebesar 6% yoy.
Adapun biaya kredit (CoC) menyusut ke level 0,7%, lebih rendah dari panduan manajemen di kisaran 1%–1,2%.
Penyaluran kredit dan dana pihak ketiga tumbuh sama-sama +10% yoy, dengan deposito berjangka naik 21% yoy, jauh melampaui pertumbuhan dana murah (CASA) yang naik sebesar 7% yoy.
Ke depan, untuk sektor bank termasuk BMRI, tekanan pada margin bunga bersih (NIM) diperkirakan akan mereda seiring dengan kondisi likuiditas yang berangsur membaik.
Rekomendasi: Buy
Target harga: Rp 7.100
Jovent Muliadi dan Axel Azriel, Indo Premier Sekuritas dalam riset 1 September 2025
Selanjutnya: Kemendag Batasi Impor Etanol, Pastikan Penyerapan Tetes Tebu Lokal Aman
Menarik Dibaca: 5 Tanaman Pembawa Sial yang Harus Disingkirkan dari Rumah, Ada Mawar!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News