Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan pergerakan bunga acuan pada Kamis (21/11) mendatang. Sejumlah analis memprediksi bahwa BI kemungkinan tidak menurunkan bunga acuan kembali.
Analis MNC Sekuritas, Catherina Vincentia, memproyeksi, BI tak akan menurunkan suku bunga acuannya lantaran penurunan suku bunga sebelumnya sudah selangkah di depan The Fed.
Baca Juga: Ditutup menguat pada perdagangan hari ini, begini prediksi IHSG Rabu (20/11)
Biasanya pergerakan saham-saham sektor perbankan sendiri cukup sensitif terhadap pergerakan bunga acuan. Dengan proyeksi BI tak kembali menurunkan suku bunga, Catherina mengatakan saham perbankan masih menarik untuk dikoleksi.
Terlebih mendekati akhir tahun saham bank besar menjadi incaran menjelang aksi window dressing.
Lebih lanjut ia menambahkan secara historical window dressing memang terjadi di akhir tahun menjelang penutupan buku. Catherina menilai window dressing sendiri terjadi lantaran adanya pendistribusian alokasi budget baik dari institusi pemerintah maupun swasta.
Kemudian window dressing juga dilakukan untuk meningkatkan produktivitas oleh emiten, serta untuk memperbaiki kinerja portfolio asset management sebelum dipresentasikan kepada calon investor. Dengan begitu ia melihat sektor perbankan masih menarik untuk dikoleksi.
Baca Juga: Mengikuti jejak pasar global, IHSG rebound 0,48% perdagangan Selasa (19/11)
Apalagi, lanjutnya baru-baru ini saham perbankan sempat terkoreksi akibat perintah Presiden untuk menurunkan suku bunga kredit dan suku bunga KUR yang mengalami penurunan menjadi 6%.
Ia merekomendasikan investor untuk hold saham BBCA, kemudian hold BBRI dengan target harga Rp 4.400 per saham. Selanjutnya ia menyarankan investor untuk buy saham BMRI dengan target harga Rp 7,850 per saham, beli saham BBNI dengan target harga 9.800 per saham, dan buy saham BBTN dengan target harga Rp 2.300 per saham.
Baca Juga: Kompak dengan mata uang Asia lain, rupiah hari ini ditutup melemah 0,09%
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony juga berpendapat saham sektor perbankan menarik untuk dikoleksi lantaran dari sisi kinerja masih terbilang cukup baik. Terlebih dengan prediksi suku bunga tetap, maka perbankan setidaknya dapat menyusun rencana untuk di tahun depan mendatang.
Sampai tutup tahun nanti, ia percaya indeks saham perbankan akan bergerak positif jika dibandingkan dengan bulan November.
Baca Juga: Jelang sore, rupiah melemah 0,10% di hadapan dolar AS
"Sentimen positif untuk sektor perbankan dari kinerja yang tergolong masih bertumbuh cukup baik sementara sentimen negatif adanya dari penurunan bunga kredit yang di instruksikan oleh Presiden,” paparnya, Selasa (19/11).
Sentimen negatif lainnya yaitu adanya perlambatan kredit bank yang tentunya memengaruhi saham-saham perbankan. Pasalnya, salah satu pendapatan dari perbankan merupakan pendapatan dari sisi penyaluran kredit.
Adapun emiten perbankan yang menurutnya masih menarik yaitu BBNI lantaran harganya cukup murah ketimbang yang lain dan BBCA karena kinerja serta pergerakan harga sahamnya sangat baik.
Baca Juga: Selepas tengah hari, rupiah bertengger di level Rp 14.092 per dolar AS
Ia menyarankan investor untuk buy saham BBNI dengan target harga Rp 8.200 per saham dan merekomendasikan investor untuk beli BBCA dengan target harga Rp 34.000 per saham.
Secara keseluruhan, indeks sektor keuangan tercatat menguat sebesar 7% secara year to date.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News