kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Suku Bunga BI Bertahan di Level 5,75%, Cek Rekomendasi Saham Emiten Properti


Jumat, 21 Februari 2025 / 08:13 WIB
Suku Bunga BI Bertahan di Level 5,75%, Cek Rekomendasi Saham Emiten Properti
ILUSTRASI. Pembangunan perumahan di Serpong, Tangerang, Banten, Senin (5/6/2023). Kinerja emiten properti masih belum mendapatkan angin segar meskipun ada potensi suku bunga Bank Indonesia (BI) yang lebih rendah.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

“Mungkin di pertengahan tahun ini baru terlihat akumulasi dari BI Rate dan PPN DTP ke penjualan dan saham emiten properti,” ujarnya.

Menurut Kiswoyo, kinerja BSDE masih menarik untuk diperhatikan lantaran bank tanah alias land bank yang masih besar. Apalagi, harga BSDE saat ini masih terkoreksi, sehingga menjadi momentum bagus bagi investor untuk mulai masuk.

Kiswoyo pun merekomendasikan beli untuk CTRA, SMRA, dan BSDE dengan target harga masing-masing Rp 1.200 per saham, Rp 820 per saham, dan Rp 2.100 per saham.

Baca Juga: Melihat Prospek Emiten Properti di 2025, Begini Rekomendasi Analis

“Namun, situasinya belum mendukung saat ini. Rekomendasinya beli untuk disimpan sampai 2-3 tahun ke depan,” paparnya.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta melihat, meskipun suku bunga ditahan pada RDG kemarin, tetapi ada komitmen BI untuk menerapkan kebijakan pelonggaran moneter apabila kondisi domestik dan global mulai kondusif.

“BI berkomitmen untuk mendukung stabilitas moneter dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu caranya adalah meningkatkan pertumbuhan kredit lewat penurunan bunga kredit,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (20/2).

Dengan langkah itu dan ditambah insentif PPN DTP, diharapkan masyarakat menengah ke bawah bisa mulai kembali membeli properti di tahun 2025. Peningkatan marketing sales para emiten properti nantinya akan diikuti dengan kenaikan harga saham mereka yang terkoreksi dalam belakangan ini.

Baca Juga: Simak Kinerja Emiten Properti dengan Aset Pendapatan Berulang di Tahun 2025

Nafan pun merekomendasikan accumulative buy untuk SMRA, BSDE, dan PWON dengan target harga masing-masing Rp 444 per saham, Rp 1.025 per saham, dan Rp 440 per saham. 

Selanjutnya: Kekhawatiran Tarif Trump Dorong Harga Emas ke Kenaikan Mingguan ke-8 Jumat (21/2)

Menarik Dibaca: Kesalahan yang Dihindari Saat Wawancara Kerja Agar Peluang Diterima Lebih Besar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×