Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Sebentar lagi pemerintah akan mulai menawarkan surat berharga negara syariah (sukuk) ritel alias Sukri. Masa penawarannya akan dibuka pada 4 Februari hingga 2 Maret 2017 mendatang. Instrumen investasi alternatif ini diperkirakan bakal memiliki peluang cukup baik untuk menarik para investor.
I Made Adi Saputra, Analis Fixed Income MNC Securites menilai, potensi permintaan Sukuk Ritel seri baru ini bisa menembus Rp 25 triliun-Rp 30 triliun. Proyeksi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan target indikatif penerbitan sukuk ritel tahun ini yang hanya sekitar Rp 20 triliun.
“Kalau dari pencapaian sebenarnya ini turun dari tahun lalu,” ujarnya, Selasa (31/1).
Tahun 2016, pencapaian Sukri seri SR008 malah berhasil melebihi target yang ditetapkan. Semula pemerintah hanya mematok target indikatif sekitar Rp 30 triliun, tetapi kenyataannya realisasi penjualan di pasar primer bisa mencapai Rp 31,5 triliun.
Menurut Made, sebenarnya tahun ini pemerintah memang sengaja mengurangi target indikatif. Kali ini, Kemkeu menetapkan target indikatif penerbitan SBN ritel hanya sekitar Rp 40 triliun. Itu pun merupakan kombinasi ORI dan Sukri yang masing-masingnya hanya dipatok Rp 20 triliun.
“Karena ongkosnya cukup mahal untuk menerbitkan Sukri atau ORI, maka target tahun ini tidak terlalu digenjot,” terangnya.
Bahkan, tahun ini, Kemkeu telah memutuskan untuk hanya menerbitkan ORI dan Sukri. Dua jenis instrumen diharapkan lebih menyasar konsumen ritel dengan tawaran penjualan yang lebih rendah. Sementara Saving Bond Ritel (SBB) dan Sukuk Tabungan tidak akan diterbitkan lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News