Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham emiten farmasi plat merah, PT Kimia Farma Tbk, terlihat menghijau hingga penutupan perdagangan Selasa (18/8). Saham emiten berkode KAEF itu tercatat menguat 0,6% ke harga Rp 3.370.
Asal tahu saja, terhitung sejak awal tahun, saham KAEF sudah menguat 169,60%. Adapun selama enam bulan terakhir sahamnya menguat drastis hingga 249,22%. Tidak mengherankan jika saham KAEF tercatat sebagai salah satu saham penggerak (movers) sepanjang tahun ini.
Mengutip data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), KAEF berkontribusi hingga 10,2 poin terhadap IHSG. Adapun kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 19 triliun.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengungkapkan, ke depan saham KAEF masih berpotensi menguat. Saham KAEF terkerek sentimen produksi vaksn yang dilakukan oleh Biofarma, induk holding perusahaan BUMN.
Baca Juga: Sederet saham ini sudah melesat lebih dari 100% secara ytd, ini saran analis
Asal tahu saja, nantinya jaringan distribusi dan ritel Kimia Farma akan dimanfaatkan untuk mendistribusikan vaksin tersebut.
"Saya merekomendasikan buy on support pada Rp 3.150 hingga Rp 3.300, target harga Rp 3.500 hingga Rp 3.660," jelas William ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (18/8).
Adapun target tersebut berlaku dengan jangka waktu kurang lebih satu bulan.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani juga melihat secara teknikal saham KAEF masih berada dalam tren menguat, Akan tetapi, penguatan itu terlihat mulai memudar.
Hendriko cenderung merekomendasikan hold saham KAEF dengan target Rp 3.550 hingga Rp 3.600. Investor juga disarankan untuk mewaspadai penurunan di bawah level Rp 3.200.
Sekadar informasi, di tengah kondisi yang dibayang-bayangi pandemi Covid-19, KAEF masih mampu mencatatkan kinerja yang positif di semester I 2020. KAEF membukukan penjualan bersih hingga Rp 4,69 triliun, meningkat tipis 3,76% year on year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 4,52 triliun.
Di sisi lain, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga meningkat 1,74% YoY, menjadi Rp 48,58 miliar dari sebelumnya Rp 47,75 miliar.
Meskipun kinerja keuangannya masih bertumbuh sepanjang enam bulan pertama 2020, manajemen KAEF tidak menampik Covid-19 masih mempengaruhi kelangsungan perusahaan.
Mengutip keterbukaan informasi yang dirilis KAEF, Sabtu (15/8), di periode Agustus 2020 KAEF masih melakukan pembatasan operasional karena pandemi. Adapun pembatasan operasional ini diperkirakan akan berlangsung satu hingga tiga bulan ke depan.
Dijelaskan lebih lanjut, adanya pembatasan operasional ini dapat mengikis pertumbuhan total pendapatan KAEF kurang labih 25% dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal serupa diperkirakan akan terjadi pada bottom line-nya.
Baca Juga: Naik signifikan, analis menilai KAEF, INAF, dan PEHA sudah overvalued
Oleh karena itu, perusahaan melakukan beberapa langkah strategis berupa menjaga saldo kas dan setara kas minimum untuk keperluan operasional, menurunkan jumlah hari piutang, menurunkan jumlah hari persediaan, menurunkan jumlah pinjaman berbunga,mengurangi alokas belanja modal (capex), dan memotong anggaran beban usaha tahun 2020.
Sekretaris perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno optimistis strategi tersebut dapat menjaga keberlansunggan bisnis KAEF di tengah pandemi Covid-19. Sehingga, pihaknya masih yakin KAEF bisa mencatatkan pertumbuhan dua digit hingga akhir tahun 2020.
"Saat ini, perekonomian sudah mulai bangkit kembali dan Perseroan juga sudah memiliki aplikasi Kimia Farma Online yang membantu masyarakat akan pemenuhan kebutuhan akan kesehatan," jelas Ganti ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (18/8). Adapun hal itu diyakani akan mengerek penjualan produk-produk yang tidak berkaitan dengan Covid-19.
Asal tahu saja, dalam hasil pemaparan publik dijelaskan bahwa KAEF ditugasi pemerintah untuk menyiapkan produk-profuk terkait Covid-19 seperti Chloroquine, Hydroxychloroquine, Aztromicyin, suplemen, hand sanitizer, dan masker. Oleh karenanya, penjualan pada produk-produk Covid-19 pun menjadi meningkat sjauh ini.
Melihat kinerja keuangan yang positif sepanjang semester I 2020, Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr tidak menjamin kinerja KAEF akan tetap positif nantinya. Ia mengungkapkan bahwa masih sulit melihat kinerja KAEF ke depan, sebab masih ada ketidakpastian terkait Covid-19.
"Contoh jika vaksin sudah jadi, berapa besaran margin keuntungan yang bisa diambil, apakah KAEF hanya sebagai distributor, apakah akan ada subsidi pemerintah supaya vaksin affordable," jelasnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (18/8).
Terkait harga sahamnya, untuk saat ini harga saham KAEF naik terlalu cepat. Bagi investor yang sudah memiliki saham KAEF lebih aman untuk melakukan profit taking terlebih dahulu mengingat Price to Book Value (PBV) saat ini sudah mencapai 2,7 kali. Ke depan, Zamzami melihat kelancaran uji klinis vaksin menjadi salah satu sentimen yang mempengaruhi harga saham KAEF.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News