Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
Mengutip keterbukaan informasi yang dirilis KAEF, Sabtu (15/8), di periode Agustus 2020 KAEF masih melakukan pembatasan operasional karena pandemi. Adapun pembatasan operasional ini diperkirakan akan berlangsung satu hingga tiga bulan ke depan.
Dijelaskan lebih lanjut, adanya pembatasan operasional ini dapat mengikis pertumbuhan total pendapatan KAEF kurang labih 25% dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal serupa diperkirakan akan terjadi pada bottom line-nya.
Baca Juga: Naik signifikan, analis menilai KAEF, INAF, dan PEHA sudah overvalued
Oleh karena itu, perusahaan melakukan beberapa langkah strategis berupa menjaga saldo kas dan setara kas minimum untuk keperluan operasional, menurunkan jumlah hari piutang, menurunkan jumlah hari persediaan, menurunkan jumlah pinjaman berbunga,mengurangi alokas belanja modal (capex), dan memotong anggaran beban usaha tahun 2020.
Sekretaris perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno optimistis strategi tersebut dapat menjaga keberlansunggan bisnis KAEF di tengah pandemi Covid-19. Sehingga, pihaknya masih yakin KAEF bisa mencatatkan pertumbuhan dua digit hingga akhir tahun 2020.
"Saat ini, perekonomian sudah mulai bangkit kembali dan Perseroan juga sudah memiliki aplikasi Kimia Farma Online yang membantu masyarakat akan pemenuhan kebutuhan akan kesehatan," jelas Ganti ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (18/8). Adapun hal itu diyakani akan mengerek penjualan produk-produk yang tidak berkaitan dengan Covid-19.
Asal tahu saja, dalam hasil pemaparan publik dijelaskan bahwa KAEF ditugasi pemerintah untuk menyiapkan produk-profuk terkait Covid-19 seperti Chloroquine, Hydroxychloroquine, Aztromicyin, suplemen, hand sanitizer, dan masker. Oleh karenanya, penjualan pada produk-produk Covid-19 pun menjadi meningkat sjauh ini.
Melihat kinerja keuangan yang positif sepanjang semester I 2020, Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr tidak menjamin kinerja KAEF akan tetap positif nantinya. Ia mengungkapkan bahwa masih sulit melihat kinerja KAEF ke depan, sebab masih ada ketidakpastian terkait Covid-19.
"Contoh jika vaksin sudah jadi, berapa besaran margin keuntungan yang bisa diambil, apakah KAEF hanya sebagai distributor, apakah akan ada subsidi pemerintah supaya vaksin affordable," jelasnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (18/8).
Terkait harga sahamnya, untuk saat ini harga saham KAEF naik terlalu cepat. Bagi investor yang sudah memiliki saham KAEF lebih aman untuk melakukan profit taking terlebih dahulu mengingat Price to Book Value (PBV) saat ini sudah mencapai 2,7 kali. Ke depan, Zamzami melihat kelancaran uji klinis vaksin menjadi salah satu sentimen yang mempengaruhi harga saham KAEF.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News