kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sudah ada enam saham pendatang baru di bulan ini, mana yang paling menarik?


Rabu, 22 Januari 2020 / 07:15 WIB
Sudah ada enam saham pendatang baru di bulan ini, mana yang paling menarik?


Reporter: Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Januari 2020 ini, tercatat sudah ada enam emiten yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Keenam emiten tersebut adalah PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR), PT Bank Amar Indonesia (AMAR), PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN), PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA), dan PT Royalindo Investa Wijaya Tbk (INDO), dan satu emiten yang tercatat di papan akselerasi, yakni PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO).

Sejak awal mencatatkan sahamnya di BEI hingga Selasa (21/1) harga saham  emiten-emiten tersebut cenderung terkoreksi kecuali AMAR dan CSRA yang mencatatatkan kenaikan harga masing-masing 90,47% dan 83,01% dari awal listing.

Sementara iru,  ketiga emiten lainnya mengalami koreksi, seperti INDO yang terkoreksi 9,09%, AMOR terkoreksi 4,21%, dan TRIN yang mengalami penurunan paling dalam hingga 17,64%.

Baca Juga: Sejumlah bank daerah siap menggelar IPO hingga tahun depan, siapa saja?

Menurut kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Marolop Alfred Nainggolan, harga yang meningkat tidak melulu menggambarkan keadaan emiten yang sebenarnya. Apalagi dalam jangka waktu yang terhitung pendek perusahaan bisa mencatatkan kenaikan harga saham yang signifikan.

"Ketika saham di suatu sektor tumbuh, maka menjadi pertanyaan.  Sebab, belum ada infomasi yang baru selain yang diberitakan saat IPO," katanya ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (21/1).

Di antara emiten yang sudah mencatatkan sahamnya  di BEI, Alfred cenderung melihat TRIN memiliki prospek ke depan. Hal ini dilihat dari sektor properti yang kemungkinan akan menggeliat di tahun ini. Apalagi, TRIN dinilai sangat tersegmentasi.

Asal tahu saja, hasil dana yang diperoleh TRIN lewat initial public offering (IPO) akan digunakan oleh entitas anaknya, yaitu PT Triniti Menara Serpong (TMS) dan PT Puri Triniti Batam (PTB).

Menurut Alfred, sektor properti merupakan salah satu sektor yang dijagokan selain telekomunikasi, dan barang konsumer sepanjang tahun 2020 . Hal ini didorong dengan berbagai relaksasi, insentif pemerintah, serta suku bunga.  Selain itu, tahun ini bukan merupakan tahun politik.

Baca Juga: Incar Dana IPO Rp 2 Triliun, WIKA Bakal Dongkrak Bisnis Anak Usaha

Sementara itu, kepercayaan pasar dinilai akan lebih baik, mengingat survei Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang dirilis Bank Indonesia (BI) yang dirilis pada kuartal empat yang lalu mengalami kenaikan. Diprediksi, kepercayaan konsumen yang membaik akan berlanjut.

Di sisi lain, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai, kenaikan harga saham-saham yang baru saja listing dianggap wajar.

Adapun di antara saham-saham tersebut, Sukarno cenderung memilih saham CSRA karena sektor perkebunan dan pengolahan sawit memiliki katalis positif berupa penerapan program pencampuran biodiesel 30% atau B30 tahun ini.

"Rekomendasi untuk  CSRA dan AMAR trading buy dengan potensi kenaikan 5% hingga 15%. Perhatikan bid offer-nya saja untuk melihat kekuatan strategi harian," saran Sukarno ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (21/1).

Baca Juga: Cisadane Sawit Raya (CSRA) berharap tren naik harga CPO bisa bertahan

Meski demikian, Sukarno tetap menyarankan untuk  berhati-hati terhadap saham-saham yang baru listing tetapi sudah mencatatkan kenaikan harga saham signifikan.  Ia melanjutkan, investor lebih baik tahu terlebih dahulu mengenai kinerja perusahaannya, juga prospek pada sektor saham yang baru saja listing.

Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus  bilang pergerakan harga CSRA masih positif dikarenakan memanasnya hubungan antara India dan Malaysia.

" Hal ini yang membuat CPO Indonesia mendapatkan kesempatan ketika Pemerintah India telah memberikan instruksi untuk menghindari pembelian produk CPO dari Malaysia," katanya ketika dihubungi Kontan, Selasa (21/1).

Jika dilihat dari sektornya, Nico melihat, sektor perkebunan dan pengolahan kelapa sawit masih memiliki prospek ke depannya, begitu juga dengan sektor perbankan.

Seperti yang diketahui, kata Nico, perbankan menjadi primadona karena memberikan net interest margin (NIM) yang menggiurkan, sehingga laba bank menjadi salah satu faktor pemanis.

Baca Juga: Ini penjelasan BEI soal saham gorengan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×