kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.489   45,00   0,29%
  • IDX 7.736   0,93   0,01%
  • KOMPAS100 1.201   -0,35   -0,03%
  • LQ45 958   -0,50   -0,05%
  • ISSI 233   0,21   0,09%
  • IDX30 492   -0,18   -0,04%
  • IDXHIDIV20 591   0,64   0,11%
  • IDX80 137   0,04   0,03%
  • IDXV30 143   0,27   0,19%
  • IDXQ30 164   0,00   0,00%

Strategi Trading & Investasi Beserta Saham Pilihan pada Pekan Pemilu & Pilpres


Senin, 12 Februari 2024 / 06:21 WIB
Strategi Trading & Investasi Beserta Saham Pilihan pada Pekan Pemilu & Pilpres
ILUSTRASI. Diorama grafik pergerakan saham terpampang pada dinding ruang edukasi pasar modal di gedung Bursa Efek Indonesia, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (1/2/2024). Di tengah tensi geopolitik yang meningkat, tingkat suku bunga global yang tinggi, pasar obligasi Indonesia terbukti risilien dan masih memberikan return +8.7% di tahun 2023 dan perkirakan return investasi di pasar obligasi tahun 2024 akan memberikan imbal hasil sekitar +9,8%. PT Mandiri Sekuritas juga memproyeksikan kinerja positif ini masih akan berlanjut di tahun 2024-2025. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/01/02/2024


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pesta demokrasi tinggal menghitung hari. Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) akan berlangsung pada Rabu, 14 Februari 2024. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pun akan libur pada hari tersebut.

Investor pasar modal mencermati Pemilu & Pilpres sebagai salah satu katalis penting pada tahun ini. Terutama untuk Pilpres yang berpotensi berlangsung dua putaran, serta akan menentukan arah kebijakan pemerintah Indonesia pasca era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Head of Institutional Research Sinarmas Sekuritas Isfhan Helmy mengamati, Pemilu & Pilpres menjadi sentimen penting yang memengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Dalam skenario Pilpres berlangsung satu putaran, Isfhan memperkirakan dampaknya akan menjadi katalis yang mendorong penguatan IHSG.

Baca Juga: Bursa Tetap Tenang di Pekan Pencoblosan

Sebaliknya, dalam skenario dua putaran tekanan jual berpotensi terjadi hingga bisa membawa IHSG turun ke bawah level 7.000.

Namun hal ini hanya berlangsung sementara, setidaknya hingga bulan Mei, lantaran pasar akan berbalik arah menjelang pelaksanaan Pilpres putaran kedua pada 26 Juni 2024.

Skenario ini berkaca dari data historis pada Pilpres 2004. Dalam kurun waktu antara dua bulan setelah Pilpres putaran pertama, IHSG ambles hingga 18%.

Namun, keadaan berbalik sejak putaran kedua dilaksanakan pada 20 September 2004, dimana IHSG berhasil rally sebesar 22%. 

Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati menambahkan, investor sebaiknya tidak perlu panik terhadap dinamika pada tahun politik.

Apalagi di sisi yang lain, pelaku usaha juga  belum tancap gas dalam menggeber ekspansi, karena masih mencermati perkembangan olitik dan arah kebijakan ke depan.

Baca Juga: Tahun Politik, Reksadana Pasar Uang Masih Menarik Dikoleksi

"Setiap tahun Pemilu wajar seperti itu, jadi tidak perlu panik. Asal tidak ada kerusuhan, maka satu ataupun dua putaran, seharusnya IHSG memiliki prospek bergerak menguat. Jika ada penurunan, maka IHSG masih berpotensi kembali rebound," terang Ike kepada Kontan.co.id, Minggu (11/2).

Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan memperkirakan pada pekan Pemilu & Pilpres IHSG akan bergerak mixed pada rentang 7.150 - 7.290.

Pada awal pekan, IHSG bakal merespons hasil pergerakan bursa global saat BEI libur panjang di akhir pekan lalu. Alfred memprediksi IHSG akan dibuka menguat.

Hanya saja, transaksi akan sedikit menurun pada pekan Pemilu & Pilpres. Tapi Alfred menaksir aktivitas investor asing masih akan normal, mengingat orientasi pembelian yang cenderung memiliki holding priode panjang. 

Catatan Alfred, sentimen penyelenggaraan Pemilu & Pilpres hanya akan menahan atau menurunkan minat tarnsaksi sementara saja.

Baca Juga: Usai Libur Panjang, IHSG Akan Bergerak Fluktuatif

"Sejauh ini Pemilu & Pilpres kali ini diekpektasikan lebih kondusif dari sebelumnya, sehingga pasar memposisikan sebagai sentimen positif bagi bursa. Dengan skenario Pemilu & Pilpres berjalan kondusif, maka tidak ada concern negatif terhadap pergerakan ekonomi dan kinerja emiten ke depan," terang Alfred.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengingatkan, katalis penting yang akan menjadi penggerak pasar pada pekan ini bukan hanya Pemilu & Pilpres.

Dari faktor eksternal, investor juga bakal mencermati rilis data-data ekonomi penting dari Amerika Serikat, kawasan Eropa dan Jepang.

Merespons rilis data-data ekonomi, Valdy memprediksi IHSG akan bergerak fluktuatif dalam rentang 7.175- 7.330. Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto sepakat, Pemilu & Pilpres bukan satu-satunya sentimen yang akan menyetir arah bursa saham.

Dari dalam negeri, musim rilis laporan keuangan emiten dan antisipasi terhadap pembagian dividen,  akan turut menjadi sentimen penting.

William menaksir pada pekan ini transaksi di bursa saham akan cenderung stabil, dan investor asing masih dalam posisi net buy meski dengan jumlah yang tipis.

Secara teknikal, IHSG juga masih mampu bertahan di atas level 7.200, sehingga pergerakannya masih akan terbatas pada support 7.200 dan resistance di 7.300.

Baca Juga: Cermati Trading Plan Untuk Saham Pilihan dari Ajaib Sekuritas pada Pekan Pemilu

Prediksi William, Pilpres dalam dua putaran sekalipun tidak akan membawa efek yang parah terhadap IHSG. "Memang jika dua putaran akan meningkatkan ketidakpastian di pasar. Namun itu hanya sementara, sedangkan hasilnya akan tetap ada sehingga tidak menjadi alasan untuk IHSG menurun drastis," terang William.

Strategi Trading & Investasi

William optimistis tidak ada faktor signifikan yang bisa membuat pasar panik. Dia pun menyatakan belum perlu melakukan penjualan dalam jumlah besar di sekitar momentum Pemilu & Pilpres ini.

Investor bisa mempertimbangkan untuk hold, atau mengintip strategi buy on weakness ketika terjadi pelemahan harga.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menimpali, strategi yang dapat dilakukan investor di tengah kondisi Pilpres yang cenderung wait and see adalah mempertimbangkan sektor yang lebih defensif.

Baca Juga: Saham Berjaya di Tahun Naga

Selanjutnya, investor dapat mencermati momentum rilis kinerja keuangan emiten sebagai salah satu dasar mengambil keputusan investasi.

Ratih turut menilai jika Pilpres terjadi dua putaran, maka akan memberikan ketidakpastian yang lebih lama bagi pasar.

Ketidakpastian ini membuat sektor yang cenderung defensif menjadi pilihan, seperti sektor keuangan terutama saham big Banks dan sektor konsumsi baik primer maupun non-primer.

Sedangkan CEO Edvisor Profina Visindo, Praska Putrantyo menyarankan sebelum pelaksanaan Pemilu & Pilpres, pelaku pasar bisa memilih trading jangka pendek atau buy on weakness.

Di samping wait and see menunggu hasil pesta demokrasi, penting juga mencermati sentimen eksternal, seperti laju inflasi dan ekonomi China yang bisa berefek ke harga komoditas energi dan logam.

Baca Juga: Tahun Naga Kayu Diprediksi Penuh Ketidakpastian, Ini Saham yang Prospektif Dilirik

Setelah pelaksanaan Pemilu & Pilpres, investor bisa kembali mengakumulasi dengan fokus pada proyeksi kinerja keuangan dan prospek fundamental emiten.

Terutama dengan adanya peluang kelonggaran kebijakan moneter serta momentum pembagian dividen yang dapat menjadi katalis positif pada saham-saham yang masih dalam tekanan.

Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi, Agung Ramadoni memprediksi arah pasar pada pekan ini akan cenderung sideways. Bergerak dalam rentang support 7.050 - 7.100 dengan level resistance di 7.350.

Agung melihat kemungkinan nilai transaksi akan lebih sepi, lantaran investor mencermati hasil Pemilu & Pilpres melalui hitung cepat (quick count).

"Strategi investasi yang bisa dilakukan oleh investor yakni akumulasi bertahap sambil menunggu hasil quick count dan mempertimbangkan beberapa level support," ungkap Agung.

Rekomendasi Saham 

Dalam momentum ini, Agung menilai saham-saham dari sektor consumer, telekomunikasi dan perbankan layak untuk dikoleksi.

Saham pilihannya adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).

Selain itu, Agung memprediksi Pemilu & Pilpres tidak memberikan dampak signifikan terhadap saham-saham grup konglomerasi yang ada di tim sukses masing-masing calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres).

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Untuk Perdagangan Senin (12/2)

Sekalipun berdampak, pelaku pasar perlu waspada karena sifatnya hanya sementara.

Praska sepakat, jika pasangan capres-cawapres yang diusung menang atau setidaknya unggul dalam quick count, maka saham milik tim sukses tersebut akan terpapar sentimen positif.

"Tapi sifatnya lebih jangka pendek, selanjutnya akan back to fundamental lagi dan mengikuti sentimen regional," kata Praska.

Memanfaatkan pekan Pemilu & Pilpres ini, Praska lebih menyarankan untuk mengakumulasi secara bertahap saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA).

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menimpali bahwa pelaku pasar juga mencermati hasil survei dan akan mem-priced in pasangan capres-cawapres yang unggul. Dalam ekspektasi pasangan capres-cawaspres terpilih tetap melanjutkan program dari Presiden Jokowi, maka emiten yang punya prospek apik adalah perbankan, telekomunikasi, infrastruktur dan barang baku seperti PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).

Sementara itu, Alfred menjagokan saham di sektor perbankan, consumer goods, properti dan yang terkait dengan teknologi. Pada pekan Pemilu & Pilpres ini, Ratih mengajukan trading plan dengan rekomendasi buy untuk saham EXCL, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

Ike melirik saham ritel dengan pilihan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Sedangkan William menyematkan rekomendasi buy untuk TLKM, PT Astra International Tbk (ASII), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).

Di samping itu, William menyarankan sell on strength atau penjualan secara bertahap untuk saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH) dan  PT Pulau Subur Tbk (PTPS). Sementara bagi Valdy, untuk sepekan ke depan saham ASII, JSMR, MEDC, PT Indosat Tbk (ISAT), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menarik dilirik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×