Reporter: Rashif Usman | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten milik taipan Prajogo Pangestu, PT Petrosea (PTRO) mengungkapkan sederet strategi untuk menjaga kinerja tetap positif di tengah risiko volatilitas harga komoditas.
Direktur Petrosea Ruddy Santoso menerangkan setidaknya ada empat langkah utama yang bakal dilakukan perusahaan.
Pertama, perusahaan tetap mengandalkan pertumbuhan bisnis secara organik. Melalui, kontrak baru serta diversifikasi lini usaha, PTRO terus mendorong pertumbuhan organik melalui perolehan kontrak baru baik dari pelanggan eksisting maupun pelanggan baru.
Ruddy menyampaikan hingga per semester I-2025, perusahaan telah mencatatkan rekor nilai kontrak baru sebesar US$ 4,3 miliar dengan pertumbuhan sebesar 60% year on year (yoy).
Ke depannya, perusahaan juga mengandalkan diversifikasi basis pelanggan dan sektor industri yang dilayani sehingga mampu membantu mengurangi ketergantungan pada satu sektor industri.
Baca Juga: Indonesia Masih Tertinggal dalam Penggunaan Etanol dalam BBM, Ini Alasannya
"Diharapkan kinerja perusahaan akan tetap resilient terhadap fluktuasi harga komoditas," kata Ruddy dalam paparan publik, Senin (6/10/2025).
Kedua, perusahaan melanjutkan pertumbuhan anorganik melalui akuisisi strategis. Setelah mengakuisisi Hafar dan HBS Group, Petrosea memperoleh tambahan portofolio bisnis sekaligus memperluas jaringan layanan. Langkah ini juga membuka peluang peningkatan margin karena kedua entitas tersebut memiliki profitabilitas yang kuat.
Akuisisi ini tidak hanya menambahkan fasilitas tapi juga memperkuat posisi tawar dalam rantai pasok, sehingga marjin bisa lebih terjaga.
Ketiga, Petrosea menekankan pentingnya operation excellence serta efisiensi biaya yang didukung oleh teknologi.
Perusahaan terus melakukan perbaikan berkelanjutan pada proses operasional untuk mengoptimalkan produktivitas serta menekan biaya produksi dan logistik. Selain itu, sinergi hasil akuisisi juga membantu menurunkan biaya secara keseluruhan.
Keempat, manajemen risiko harga komoditas. PTRO menerapkan kontrak yang memperhatikan mekanisme penyesuaian harga sehingga eksposur terhadap volatilitas harga bisa diminimalisir. Disisi lain, fokus pada produk dan jasa bernilai tambah memberi ruang lebih luas untuk mempertahankan marjin.
"Dengan kombinasi pertumbuhan organik lewat kontrak baru dan pertumbuhan anorganik melalui akusisi strategis ditambah disiplin dalam menjaga efisiensi dan manajemen risiko, perseroan optimis dapat menjaga pendapatan yang tumbuh dan berkelanjutan dengan marjin yang sehat," tutup Ruddy.
Diberitakan Kontan sebelumnya, Ruddy mengungkapkan pendapatan PTRO diperkirakan meningkat 43% menjadi US$ 991 juta pada 2025. Perolehan tersebut juga diperkirakan naik 41% menjadi US$ 1,4 miliar pada 2026.
Ruddy menerangkan tren pertumbuhan pendapatan ini meningkat signifikan dibandingkan pertumbuhan Compound Annual Growth Rate (CAGR) pendapatan sebesar 8% pada 2019 - 2024.
Sejalan dengan perbaikan pendapatan, EBITDA perusahaan juga diperkirakan meningkat menjadi US$ 306 juta dengan EBITDA marjin sebesar 22% pada 2026. Ini mengalami peningkatan signifikan dari posisi EBITDA marjin sebesar 15% pada 2024.
Baca Juga: Harga Bitcoin Diprediksi Tembus US$150.000, Analis: Kenaikan Besar Baru Dimulai
Selanjutnya: XRP Kembali Jadi Sorotan Trader, Open Interest Sentuh US$2,9 Miliar
Menarik Dibaca: 5 Makanan yang Mengurangi Risiko Penurunan Kognitif Setelah Usia 55 Tahun, Apa Saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News