Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin (BTC) terus menunjukkan kekuatan baru setelah menembus rekor tertinggi sepanjang masa di level US$125.700 pada Minggu (5/10/2025).
Melansir laman Cointelegraph Senin (6/10/2025), sejumlah analis memperkirakan reli belum berakhir dan Bitcoin berpotensi melesat ke kisaran US$150.000 dalam waktu dekat.
“Sekarang kita sudah mencapai all-time high baru secara impulsif, maka fase berikutnya menuju US$150.000 lebih telah dimulai,” kata analis kripto CrediBULL Crypto, Minggu.
Baca Juga: Bitcoin Hadapi Tekanan Jual Setelah Cetak Rekor Baru US$125.000
Ia menyebut harga kemungkinan akan “menembus level saat ini,” meskipun tidak menutup kemungkinan adanya koreksi sementara di zona US$108.000–US$118.000.
“Penurunan ke area tersebut justru akan menjadi peluang emas, kalau tidak terjadi, ya nikmati saja perjalanan menuju US$150.000 lebih,” tambahnya.
Analis veteran Crypto Chase juga menilai tren naik masih kuat. “Jika Bitcoin benar-benar solid, koreksinya akan sangat kecil,” ujarnya.
Sementara itu, James Wynn, whale trader di Hyperliquid, menyebut Bitcoin kini memasuki fase price discovery setelah “penekanan harga yang berlangsung lama” dan bersaing dengan emas serta saham yang sedang menarik perhatian investor.
Menurut data TradingView, Bitcoin mencatat penutupan mingguan tertinggi dalam sejarah di US$123.543.
Sebagai informasi, mengutip data Coinmarketcapt pukul 17.19 WIB, harga bitcoin terpantau pada level US$123.957 atau naik 0,80% dalam 24 jam terakhir.
Baca Juga: Bitcoin Capai ATH US$125.000, Ini Cara Investasi Aset Kripto Resmi untuk Pemula
Dampak Shutdown Pemerintah AS dan Pelemahan Dolar
Reli 11% dalam sepekan terakhir turut didorong oleh penutupan sementara pemerintahan AS (shutdown) yang dimulai 1 Oktober.
“Shutdown pemerintah AS dan tekanan moneter lain membuat investor mencari aset lindung nilai. Bitcoin menjadi alternatif untuk diversifikasi dari dolar AS dan obligasi pemerintah,” ujar Jeff Mei, Chief Operating Officer bursa kripto BTSE, kepada Cointelegraph.
Ia menambahkan, pelemahan dolar AS yang kemungkinan berlanjut seiring potensi penurunan suku bunga mendorong investor mengalihkan dana ke aset lain, termasuk Bitcoin.
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, telah turun lebih dari 12% sejak awal tahun, menjadikannya salah satu performa terburuk dalam beberapa dekade.
Baca Juga: Rekor! Harga Bitcoin ATH, Analis Prediksi Harga Altcoin Berikut Akan Ikut Naik
Arus Masuk Besar ke ETF Dorong Kenaikan
Kenaikan harga Bitcoin kali ini tidak didorong oleh perdagangan derivatif, melainkan arus dana besar ke ETF Bitcoin spot di AS.
Investor ventura Will Clemente menyebut lonjakan harga dipicu rotasi dana dari komoditas dan saham berkapitalisasi kecil ke aset kripto utama.
Presiden ETF Store, Nate Geraci, menuturkan bahwa ETF Bitcoin spot di AS mencatat arus masuk US$3,2 miliar pekan lalu — menjadi minggu terbaik kedua sejak diluncurkan.
Baca Juga: Naik Hampir 2,7%, Bitcoin Pecah Rekor Lagi ke US$ 125,245
Musim Reli Akhir Tahun
Selain faktor makro, pola musiman yang bullish juga memperkuat optimisme. Data historis menunjukkan Bitcoin menguat dalam 8 dari 12 kuartal keempat terakhir, dan naik di 10 dari 12 Oktober terakhir.
“Pergerakan dari US$110.000 ke US$125.000 hanya dalam sepekan menunjukkan kekuatan luar biasa,” ujar analis kripto Michaël van de Poppe.
Sebelumnya, pendiri Capriole Investments, Charles Edwards, juga memprediksi bahwa tembusnya level US$120.000 akan diikuti “lonjakan cepat” menuju US$150.000.
Selanjutnya: Dentons HPRP Gandeng Kementerian Ekraf, Mendorong Pertumbuhan Industri Kreatif
Menarik Dibaca: 5 Makanan yang Mengurangi Risiko Penurunan Kognitif Setelah Usia 55 Tahun, Apa Saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News