kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi Millenium Danatama hadapi fluktuasi pasar


Kamis, 19 Juni 2014 / 07:18 WIB
Strategi Millenium Danatama hadapi fluktuasi pasar
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020).


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Di tengah fluktuasi pasar modal, manajer investasi (MI) mencoba strategi tersendiri dalam mengelola produk mereka. Seperti PT Millenium Danatama Indonesia (MDI) yang mengoleksi saham-saham second liner sebagai aset dasar reksadana saham bertajuk Millenium Equity Growth Fund.

Fund Manager MDI, Henry Manurung menyebutkan, pemilihan , strategi ini dipilih sebagai pertimbangan kinerja saham second liner masih bisa melampaui kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). “Saat IHSG fluktuasi cenderung turun, secara historis kinerja saham-saham second liner masih bisa di atas kinerja IHSG,” ujarnya.

Meski demikian, strategi tersebut bersifat fleksibel. Artinya, tidak semua aset dasar merupakan second liner. Produk yang diluncurkan 15 Maret 2013 ini memiliki komposisi portofolio sebesar 60% saham second liner, 35% saham LQ45, sisanya di pasar uang.

Sayang, strategi MDI belum mampu mendongkrak kinerja Millenium Equity Growth Fund secara signifikan. Year to date (ytd) hingga 17 Juni 2014, produk ini hanya menorehkan imbal hasil (return) 3,99%. Pencapaian ini di bawah kinerja IHSG yang naik 14,6%.

Hingga 17 Juni 2014, nilai aktiva bersih (NAB) per unit penyertaan Millenium Equity Growth Fund Rp 1.223,19.  Henry optmistis, produk ini bisa memberikan return 25% hingga akhir tahun ini. Dengan asumsi IHSG mencapai 5.200-5.400.

Investor bisa mengoleksi produk ini dengan menyiapkan investasi awal minimal Rp 500.000. Investor dikutip  biaya pembelian dan penjualan maksimal 2,5%.

Analis PT Infovesta Utama, Edbert Suryajaya mengatakan, di tengah fluktuasi IHSG sebaiknya reksadana saham mengoleksi saham sektor konsumsi. “Sektor ini defensif terhadap pergerakan pasar,” paparnya.

Selain itu, katanya, saham-saham berkapitalisasi besar (big caps) juga bisa menjadi pilihan. Prediksinya, tahun ini, potensi penguatan big caps lebih bagus dibanding second liner.

Menurut Edbert, Millenium Equity Growth Fund tetap berpeluang naik, sebab mengisi portofolionya dengan saham-saham LQ45 dan second liner.

Lanjutnya, Infovesta pun sedang merevisi target return reksadana saham tahun ini yang sebelumnya 20%-22%. Arah IHSG masih sulit ditebak, karena posisi kedua capres sama-sama kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×