Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) optimistis bisa terus mengangkut cuan dari bisnis pengangkutan komoditas tambang (hauling), terutama batubara. MAHA ingin mencapai target ini dengan mengejar perolehan kontrak baru dan perpanjangan kontrak dari proyek eksisting.
Emiten yang juga dikenal sebagai Mandiri Services ini menjalin kerja sama pengangkutan batubara dengan sejumlah kontraktor dan pemilik tambang dari grup besar. Antara lain PT Pamapersada Nusantara dari United Tractors (UNTR), Kideco Jaya Agung dari Indika Energy (INDY), PT Multi Tambangjaya Utama dari Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA).
Tak sampai di situ, MAHA juga telah memperpanjang kontrak dengan PT Indonesia Pratama, anak usaha dari PT Bayan Resources Tbk (BYAN) hingga tahun 2034. MAHA juga bekerjasama dengan perusahaan berelasi yakni PT Mandiri Intiperkasa dari PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL).
Dengan profil pelanggan tersebut, MAHA mengklaim sebagai salah satu penyedia jasa transportasi pertambangan terbesar di Indonesia. Emiten yang berdiri sejak tahun 1994 ini berfokus pada jasa pengangkutan batubara setelah pemindahan lapisan tanah penutup (overburden removal) yang dilakukan oleh kontraktor.
Baca Juga: Begini Strategi Mandiri Herindo (MAHA) Genjot Pendapatan Naik 25% di 2024
MAHA menjalankan jasa hauling di beberapa provinsi, seperti: Kalimantan Utara, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. MAHA punya beberapa tipe unit dalam jasa pengangkutan, yakni single trailer, double trailer, dan dump truck dengan variasi kapasitas muatan dan spesifikasi peralatan sesuai kebutuhan pelanggan.
Sekretaris Perusahaan Mandiri Herindo Adiperkasa, Ivan Darwin optimistis strategi perpanjangan kontrak dan mencari kontrak baru akan bisa menjaga prospek kinerja MAHA. Ivan memberikan gambaran secara operasional, MAHA membidik kenaikan volume angkut sebanyak 20% dari 50 juta ton pada tahun lalu menjadi 60 juta ton di akhir 2024.
"Strategi bisnis untuk menambah kontrak masih berlangsung. Kami juga terus berusaha menjaga kerja sama dengan pemilik tambang yang bisnisnya bisa menguntungkan kedua belah pihak, sehingga inisiatif ekspansi terwujud," kata Ivan kepada Kontan.co.id, Jumat (25/10).
Ivan berharap kinerja keuangan MAHA bisa ikut terdongkrak sejalan dengan lonjakan volume angkut. MAHA memproyeksikan pendapatan tahun 2024 akan tumbuh sebesar 25% dan laba usaha bisa meningkat 20% dibandingkan tahun lalu.
Sampai dengan periode paruh pertama, MAHA mampu menumbuhkan kinerja. Pendapatan MAHA melonjak 39,80% secara tahunan dari Rp 884,77 miliar menjadi Rp 1,23 triliun pada semester I-2024. MAHA pun mampu membalikkan kerugian Rp 54,52 miliar menjadi laba bersih Rp 101,15 miliar hingga Juni 2024.
Capex Rp 500 Miliar
MAHA mengusung sejumlah strategi untuk melanjutkan pertumbuhan kinerja di sisa tahun ini. Pertama, ekspansi bisnis. MAHA ingin memperluas jangkauan dengan memasuki segmen baru dan memperkuat posisi di bisnis transportasi batubara yang sudah ada.
Kedua, optimalisasi operasional, sehingga bisa mengurangi biaya dan meningkatkan margin laba. Ketiga, menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan lain untuk memperluas jaringan dan meningkatkan kapabilitas.
Keempat, mengalokasikan anggaran untuk pengembangan teknologi baru dan inovasi, yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. "Perseroan akan melaksanakan peningkatan pada investasi peralatan baru, upaya pengembangan proyek, serta implementasi strategi dalam menghadapi perubahan kondisi operasional," terang Ivan.
Baca Juga: Strategi Mandiri Herindo (MAHA) Kejar Pertumbuhan Pendapatan 25% Tahun Ini
Guna memuluskan strategi tersebut, pada tahun ini MAHA pun menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 500 miliar. Sebagian besar akan digunakan untuk investasi peralatan dan perlengkapan baru, kebutuhan pengembangan proyek, serta penggantian beberapa aset yang melewati umum masa pakai.
Ivan bilang, sebagian sumber pendanaan capex tersebut berasal dari sisa dana hasil penawaran umum. Sekadar informasi, MAHA menggelar Initial Public Offering (IPO) pada tahun lalu, dan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 25 Juli 2023 dengan meraup dana sebesar Rp 491,59 miliar.
Buyback Saham Rp 200 Miliar
Selain gencar menambah kontrak, Mandiri Herindo Adiperkasa (MAHA) juga sedang menggelar aksi korporasi berupa pembelian kembali (buyback) saham. MAHA telah mengantongi restu dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Selasa (22/10).
MAHA akan mengucurkan dana hingga Rp 200 miliar, termasuk biaya pedagang perantara dan biaya lainnya. MAHA akan membeli sebanyak-banyaknya 1,66 miliar saham atau 10% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor.
Buyback akan dilakukan secara bertahap dalam waktu paling lama 12 bulan, yakni sejak 23 Oktober 2024 sampai dengan 22 Oktober 2025. Ivan mengatakan aksi korporasi ini memberikan sinyal optimisme manajemen terhadap prospek kinerja dan saham MAHA ke depan.
"Harapan kami (buyback) ini juga bisa meningkatkan keyakinan para investor atas nilai fundamental MAHA. Juga memberikan fleksibilitas dalam hal pengelolaan modal jangka panjang," kata Ivan.
Menutup pekan ini, harga MAHA tergelincir 4,17% ke level Rp 184 per saham pada Jumat (25/10). Secara year to date, harga saham MAHA menurun 4,66%. Adapun, level harga MAHA saat ini masih berada di atas harga penawaran IPO yang kala itu dibanderol Rp 118 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News