Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ketidakpastian pasar global akibat perang dagang, investor disarankan mulai melirik sektor-sektor yang bersifat defensif dan berorientasi ekspor energi.
Langkah ini dinilai lebih aman dalam menghadapi volatilitas tinggi yang diperkirakan masih akan membayangi pasar Asia pekan depan.
VP Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menyebut, tekanan terbesar masih akan membayangi sektor-sektor sensitif terhadap tarif seperti otomotif, manufaktur, keuangan, dan tekstil.
“Sebaliknya, sektor seperti kesehatan, utilitas, dan consumer non-cyclical lebih defensif dan cenderung stabil dalam situasi pasar yang tidak menentu,” jelasnya.
Baca Juga: Harga Komoditas Fluktuatif, Kinerja Emiten Nikel Tahun Ini Bakal Lebih Menantang
Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta juga menyarankan agar investor mulai fokus pada sektor yang mendukung pertumbuhan jangka menengah seperti energi dan keuangan.
“Sektor ekspor energi punya peluang besar di tengah ketegangan ini. Begitu juga dengan sektor keuangan yang berperan penting menopang perekonomian domestik,” jelas Nafan pada Kontan, (6/4).
Baca Juga: Kinerja Emiten Properti Diproyeksi Turun Tahun Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya
Untuk kawasan Asia, beberapa saham pilihan yang direkomendasikan Audi adalah:
-
Terumo Corp. (JPY), dengan rekomendasi trading buy dan target harga JPY 2.923
-
China Yangtze Power Co., Ltd. (CNY), dengan rekomendasi trading buy dan target harga CNY 29,74
Secara umum, langkah selektif terhadap pemilihan saham berbasis fundamental kuat dan daya tahan terhadap guncangan global menjadi strategi utama bagi investor pada pekan mendatang.
Baca Juga: Kebijakan Tarif Impor AS Berpotensi Menekan Kinerja Emiten Berorientasi Ekspor
Selanjutnya: Kebijakan Tarif Trump Dinilai Bisa Berdampak bagi Industri Perasuransian
Menarik Dibaca: Anda Enggak Mau Boros Terus? Coba 7 Cara Melacak Pengeluaran Bulanan Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News