Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga minyak jatuh setelah mencatat penguatan terbesar dalam tiga bulan. Data industri Amerika Serikat (AS) menunjukkan cadangan minyak yang meningkat sehingga menambah kekhawatiran kelebihan pasokan.
Mengutip Bloomberg, Rabu (13/7) pukul 14.25 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Agustus 2016 di New York Mercantile Exchange tergerus 1,3% dibanding sehari sebelumnya. Harga minyak telah mencatat penguatan hingga 4,6% pada Selasa (12/7).
American Petroleum Institute melaporkan, persediaan minyak AS naik 2,2 juta barel pekan lalu. Sementara data resmi pemerintah akan dirilis malam ini dengan prediksi turun.
Minyak telah diperdagangkan pada level US$ 44 - US$ 52 per barel dalam sebulan terakhir dan hampir naik dua kali lipat dari level terendah 12 tahun pada Februari lalu di US$ 26 per barel. Gangguan produksi di Kanada dan Nigeria serta jatuhnya output AS menjadi pendukung kenaikan harga minyak.
"Minyak akan melemah jika cadangan meningkat karena secara musiman persediaan seharusnya turun setidaknya sampai pertengahan Agustus," kata Hong Sung Ki, Analis Komoditas di Samsung Futures Inc., seperti dikutip Bloomberg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News