kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.921   9,00   0,06%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Stimulus pemerintah bisa jadi kunci perbaikan kinerja Ramayana (RALS) ke depan


Senin, 12 Oktober 2020 / 20:19 WIB
Stimulus pemerintah bisa jadi kunci perbaikan kinerja Ramayana (RALS) ke depan
ILUSTRASI. Gerai Ramayana


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia terus mengupayakan daya beli masyarakat agar bisa kembali pulih di tengah situasi saat ini. Berbagai stimulus pun digelontorkan. Teranyar adalah pemberian gaji tambahan sebesar Rp 600.000 per bulan ke 15,7 juta pekerja selama empat bulan sejak September 2020.

PT Ramayana Lestari Tbk (RALS) sebagai salah satu pemain toko ritel disebut bisa mendapatkan sentimen positif dari kebijakan tersebut. Hal ini diungkapkan oleh analis RHB Sekuritas Vanessa Karmajaya. Menurutnya, daya beli masyarakat, khususnya kelompok low income bisa sedikit meningkat lewat stimulus tersebut.

Dengan RALS yang punya target market kelompok low end segmen, di mana segmen ini cukup sensitif terhadap masalah penurunan dan kenaikan daya beli. Selain itu, RALS juga cukup bergantung pada masa lebaran untuk penjualan mereka dan lebaran tahun ini tidak memberi dampak positif pada kinerja RALS.

Baca Juga: Intip rekomendasi saham RALS, APLN, dan UNVR untuk Jumat (9/10)

“Oleh sebab itu, subsidi dari pemerintah kali ini bisa mengakselerasi daya beli masyarakat kelompok low-end. Pada akhirnya diharapkan ini bisa jadi katalis positif untuk RALS ke depan,” ungkap Vanessa kepada Kontan.co.id, Senin (12/10).

Tapi, Vanessa menyebut katalis positif tersebut juga bergantung pada perkembangan kasus positif Covid-19 ke depan. Selama kasus positif belum berkurang, kecil kemungkinan daya beli masyarakat bisa membaik karena akan lebih memprioritaskan kebutuhan sehari-hari ketimbang keperluan diskresioner. 

Sementara analis Indo Premier Sekuritas Kevie Aditya dan Elbert Setiadharma dalam risetnya pada 26 Agustus 2020 menuliskan, stimulus tersebut memang menjadi katalis positif bagi RALS pada paruh kedua tahun ini. Namun, perbaikan outlook pada semester II-2020 disebut keduanya sudah cenderung price-in pada harga RALS saat ini.

“Terlepas dari kemungkinan perbaikan outlook pada paruh kedua, dalam tiga tahun terakhir nyatanya kinerja paruh kedua hanya memberi sumbangsih 39% dari seluruh pendapatan dan 13% dari laba bersih. Untuk saat ini, kami mempertahankan proyeksi penurunan 50% penjualan seiring dengan hilangnya momen “kembali ke sekolah” akibat masih berlangsungnya proses belajar online,” tulis Kevie dan Elbert.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×