Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga tembaga dalam tren menguat setelah China memangkas suku bunga kredit demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Mengutip Bloomberg, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) berada di US$ 5.868 per metrik ton atau naik 0,22% pada Senin (25/11). Sedangkan dalam sepekan harga tembaga menguat 0,65%.
Baca Juga: Ada hilirisasi tambang, Jokowi: Dalam tiga tahun bisa atasi defisit neraca dagang
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan harga tembaga memasuki tren penguatan setelah ekonom Goldman Sachs Group Inc., memproyeksikan bahwa ekonomi China akan tumbuh 5,8% di tahun depan.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut sejalan dengan langkah People’s Bank of China (PBOC) atau bank sentral China yang menurunkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) atau Prime Lending Rate sebagai upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi. SBDK China turun dari 4,2% menjadi 4,15%. Sementara, SBDK lima tahun turun dari 4,85% menjadi 4,8%.
Harapannya, pengusaha di China akan semakin mudah untuk meminjam dana ke bank dan dapat berekspansi. Ibrahim mengatakan dengan adanya stimulus yang digelontorkan PBOC bisa memberi sentimen positif pada negara importir dan konsumen terbesar tembaga.
Baca Juga: Harga tembaga masih diselimuti ketidakpastian
"Stimulus yang digelontorkan PBOC harapannya bisa membawa pemulihan pada harga tembaga, permintaan pun bisa meningkat," kata Ibrahim.
Harga tembaga juga merangkak naik setelah ada kabar bahwa AS dan China akan kembali menandatangani perjanjian dagang fase pertama sebelum tahun berganti.