kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Stimulus AS mengambang, harga emas spot anjlok 1,6% di pekan lalu


Minggu, 18 Oktober 2020 / 06:45 WIB
Stimulus AS mengambang, harga emas spot anjlok 1,6% di pekan lalu


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas jatuh hingga 1% sepanjang pekan lalu dan menjadi penurunan mingguan pertama dalam tiga minggu terakhir. Tekanan bagi harga si kuning datang karena memudarnya peluang kesepakatan stimulus antara pemerintah Donald Trump dengan Partai Demokrat yang akhirnya merusak daya tarik logam mulia sebagai lindung nilai.

Jumat (16/10), harga emas spot ditutup melemah 0,5% ke US$ 1.899,29 per ons troi. Ini membuat harga emas spot turun 1,61% di pekan lalu.

Setali tiga uang, harga emas berjangka kontrak pengiriman Desember 2020 juga ambles 1% di minggu lalu. Mengingat pada Jumat, harga emas berjangka AS tersebut ditutup di posisi US$ 1.906,40 per barel. 

Baca Juga: BI memprediksi inflasi Oktober 2020 sebesar 0,93% ytd

"Dengan kesepakatan stimulus untuk tahun ini yang sangat tidak pasti, emas akan tetap terikat pada pergerakan dolar Amerika Serikat (AS)," kata Tai Wong, Head of Base and Precious Metals Derivatives Trading di BMO.

"Sementara sentimen untuk emas tetap bullish tanpa pendorong jangka pendek yang kuat. Kami tampaknya memperkirakan emas berada di sekitar US$ 1.900 dan dapat secara substansial menembus kisaran bulanan US$ 1.850- US$ 1.950 per ons troi," lanjut Wong.

Di akhir pekan lalu, indeks dolar AS sebenarnya turun 0,2%. Namun, jika diambil sepekan, the greenback berada di jalur kenaikan mingguan. Ini membuat investor yang memegang mata uang lainnya lebih mahal bagi untuk membeli emas.

Di sisi lain, laporan penjualan ritel AS yang lebih kuat dari perkiraan mengangkat selera pasar untuk aset berisiko. Tapi di satu sisi, produksi pabrik secara tak terduga turun pada bulan September.

Pembicaraan antara Partai Demokrat dan Partai Republik yang tak kunjung kelar membuat investor pesimistis terhadap potensi kesepakatan stimulus AS sebelum Hari Pemilu.

Kedua Partai ini diprediksi tidak akan secara gencar membahas masalah stimulus walau kasus virus corona terus meningkat dan pemulihan pasar tenaga kerja terhenti.

Walau kembali mencetak pelemahan di pekan ini, namun harga emas sudah melonjak sekitar 25% sepanjang tahun ini. Emas yang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang di tengah tingkat stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga: Harga emas Antam hari ini turun Rp 3.000 jadi Rp 1.008.000 per gram, Sabtu (17/10)

"Dengan begitu banyak risiko peristiwa di cakrawala, yang puncuknya adalah pemilihan AS, kami kemungkinan telah melihat posisi terendah dalam emas untuk bulan depan atau lebih," kata Jeffrey Halley, Senior Market Analyst OANDA, dalam sebuah catatan.

"Emas kemungkinan akan bergeser ke kisaran US$ 1.900 menjadi US$ 1.975 per ons troi saat pemilu semakin dekat," lanjut dia.

Setali tiga uang dengan emas, nasib perak pun merosot 3% dalam pekan lalu menjadi US$ 24,25 per ons troi. 

Selanjutnya: Banjir pasokan, harga minyak mentah acuan di pekan lalu masih naik tipis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×