Reporter: Namira Daufina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Jelang pemilu Inggris yang sudah di depan mata, poundsterling kehilangan tenaganya termasuk di depan the greenback.
Mengutip Bloomberg, Rabu (7/6) pukul 18.08 WIB pasangan GBP/USD tergelincir 0,06% ke level 1,2903 dibanding hari sebelumnya.
Alwy Assegaf, Analis PT Global Kapital Investama menuturkan saat ini kedua mata uang sedang dalam pergerakan terbatas akibat sentimen yang saling tarik menarik. Dari sisi poundsterling, semua sedang tertuju pada pemilu yang akan diselenggarakan Kamis (8/6).
Dikutip dari polling terbaru hingga Selasa (6/6) milik The Telegraph, partai konservatif unggul dengan 42,9% disusul Partai Buruh 37,2%. Kemenangan partai konservatif kian menipis setelah di awal Mei 2017 sempat unggul lebih dari 20%.
“Nantinya kalau konservatif gagal menguasai parlemen maka artinya Theresa May akan digantikan dan dikhawatirkan hal tersebut bisa menghambat proses Brexit yang akan diinisiasi pada 19 Juni 2017 mendatang,” ujar Alwy.
Kekhawatiran hal tersebut lah yang jadi ganjalan bagi poundsterling. Walau di sisi lain, harga rumah oleh HBOS di Inggris Mei 2017 tumbuh signifikan dari 0,0% menjadi 0,4% yang sebenarnya bisa jadi daya tahan bagi sterling.
Sedangkan dari sisi the greenback sendiri fokus pasar sedang tertuju pada pidato yang akan disampaikan oleh Mantan Direktur FBI, James Comey yang beberapa waktu lalu dipecat Donald Trump. Jika dalam pidatonya Comey menunjukkan keterlibatan politik Trump dengan Rusia selama pemilu 2016 lalu, hal tersebut tentu akan jadi beban besar bagi USD.
“Optimisme pasar akan peluang kenaikan The Fed rate selama 2017 akan tertahan dan pernyataan Comey bisa memperburuk keadaan bagi USD,” jelas Alwy.
Maka ia menduga pergerakan akan tetap dalam rentang sempit dengan peluang GBP/USD menguat lagi masih ada. Selama konservatif masih unggul maka poundsterling akan kuat bertahan.
Namun jika Comey tidak memberikan komentar negatif maka GBP/USD bisa melanjutkan pelemahan terbatas. “Tapi imbas dari pemilu akan lebih besar, pergerakan sepenuhnya mengikuti poundsterling maka harus menunggu hasil pemilu,” imbuh Alwy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News