kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

STAR Mundur, Antam Tambah Porsi di Tayan


Senin, 24 November 2008 / 08:47 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Keinginan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi pemilik mayoritas di PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) akhirnya kesampaian juga. Perusahaan yang kerap disingkat Antam ini bisa menambah kepemilikan sahamnya di perusahaan patungan yang berdiri awal tahun ini itu lantaran pemegang saham lainnya mundur.

Alwin Syah Loebis, Direktur Utama Antam, mengatakan, pihaknya kini menguasai 65% saham ICA setelah sebelumnya hanya memiliki 49% saham. Peningkatan kepemilikan saham itu diperoleh dari Straits Trading Amalgamated Resources Private Limited of Singapore (STAR). "Mereka mengundurkan diri karena menilai berbisnis di Indonesia sudah tidak terlalu bagus lagi," katanya kepada KONTAN, pada pekan lalu.

Sebenarnya, selain Antam dan STAR, dua perusahaan asal Jepang, yaitu Showa Denko KK dan Marubeni Corporation, turut menjadi pemilik ICA. Tapi, akhirnya Antam yang berhasil mendapatkan kepemilikan STAR di perusahaan, yang akan membangun pabrik chemical grade alumina di Tayan, Kalimantan Barat itu.

Konsekuensinya, setoran modal Antam di ICA akan bertambah. Namun, hingga kini, para pemegang saham ICA masih menghitung skema pendanaan proyek senilai US$ 500 juta ini. "Kami harapkan kebutuhan dananya bisa berkurang," kata Alwin. Sebab, belakangan ini, harga beberapa bahan bangunan dan material yang lain turun. Sehingga, Antam bisa menekan anggaran pembangunan pabrik.

Menurutnya, dana pembangunan pabrik itu sebagian besar bersumber dari pinjaman. "Pendanaan akan kami dapat dari JBIC (Japan Bank for International Corporation), utang, dan dana internal," imbuhnya.

Awalnya, emiten bersandi ANTM ini bersama pemegang saham ICA yang lain akan memenuhi 35% kebutuhan dana proyek dari kas internal masing-masing. Sisanya dari pinjaman.  JBIC sudah berkomitmen mendanai proyek tersebut. Namun, krisis finansial mengakibatkan bank dan lembaga keuangan lebih berhati-hati mengucurkan pinjaman.

Alhasil, Antam hingga kini masih menunggu kepastian pendanaannya. Alwin bilang, Antam berharap komposisi pendanaannya sudah tersusun paling lambat kuartal pertama tahun depan. Selanjutnya, pembangunan pabrik alumina itu diharapkan bisa dimulai akhir 2009.

Sekadar informasi, ICA akan melakukan eksploitasi dan menambang bauksit serta kemudian mengolah dan menjual produk tambang tersebut. Saat ini, ICA masih dalam tahap pengembangan. Antam memiliki Kuasa Pertambangan di Tayan seluas 36.410 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×