kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Star Energy sokong 50% EBITDA Barito Pacific


Senin, 02 Juli 2018 / 06:53 WIB
Star Energy sokong 50% EBITDA Barito Pacific
ILUSTRASI. Star Energy Geothermal


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) baru saja merampungkan dua agenda besar. Pertama, melaksanakan penawaran umum terbatas II atau rights issue senilai Rp 8,9 triliun. Kedua, mengakuisisi 66,76% saham Star Energy Group Holding Pte Ltd (Star Energy) pada 7 Juni 2018.

Presiden Direktur BRPT Agus Salim Pangestu mengungkapkan, sebagian besar dana rights issue digunakan untuk mengakuisisi Star Energy. Dari langkah akuisisi tersebut, setidaknya ada tiga hal yang diincar manajemen.

Pertama, akuisisi untuk menambah sumber penghasilan BRPT. Kedua, akuisisi akan menstabilkan aliran pendapatan bagi perusahaan. Ketiga, BRPT berniat jadi power operating company atau perusahaan operasional listrik.

Apalagi, Star Energy merupakan produsen listrik panas bumi terbesar di Indonesia. "Jadi bukan holding company lagi," kata Agus kepada KONTAN, Minggu (1/7).

Meski demikian, dia enggan menyebutkan target pendapatan BRPT seusai mengakuisisi Star Energy. Begitu pula dengan price earning ratio (PER) BRPT ke depan. "Tapi gambarannya, dari sisi EBITDA, Star Energy mewakili kira-kira 40% hingga 50% dari total BRPT," ungkap Agus.

Bagi BRPT, akuisisi Star Energy merupakan langkah penting untuk memantapkan bisnis di sektor sumber daya energi terbarukan. Usai mengakuisisi Star Energy, BRPT berharap mampu mengintegrasikan bisnisnya dengan kemampuan operasional yang optimal. Di sisi lain, sumber pendapatan BRPT juga bisa terdiversifikasi dan memperkuat peluang pertumbuhan di masa mendatang.

Dalam aksi rights issue itu, Komisaris Utama sekaligus pemegang saham utama BRPT, Prajogo Pangestu, melaksanakan seluruh haknya sebesar Rp 7,4 triliun dan memesan tambahan Rp 1,4 triliun. Saat ini, Prajogo menguasai 71,20% saham BRPT, sedang sisanya 28,79% saham dimiliki oleh investor publik.

Manajemen BRPT menggunakan dana hasil rights issue, yang senilai Rp 7,4 triliun, untuk melunasi akuisisi saham Star Energy. Adapun sisa dana hasil rights issue akan digunakan untuk memperkuat modal kerja anak usaha.

Harga saham BRPT, pada Jumat (29/6) pekan lalu ditutup menguat 2,59% menjadi Rp 1.980 per saham. Sejak awal tahun ini hingga pekan lalu (ytd), harga saham BRPT masih menyusut 12,39%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×