kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BRPT berkomitmen tuntaskan proyek pembangkit listrik Jawa 9 dan 10


Kamis, 13 September 2018 / 21:23 WIB
BRPT berkomitmen tuntaskan proyek pembangkit listrik Jawa 9 dan 10
ILUSTRASI. Star Energy Geothermal


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) berkomitmen melanjutkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa unit 9 dan 10 berkapasitas 2x1.000 Megawatt (MW). Namun kelanjutan pelaksanaan proyek ini juga menunggu keputusan pemerintah.

Maklum, salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi keluarnya devisa dan menguatkan rupiah adalah dengan menunda sejumlah proyek yang menggunakan komponen impor. Proyek kelistrikan 35.000 MW termasuk yang akan disasar program itu. Meski begitu, pemerintah belum memutuskan proyek apa saja yang akan ditunda.

Direktur Utama BRPT Agus Pangestu menyatakan, proyek kelistrikan ini sebenarnya cukup penting dan berarti bagi bisnis energi Barito Pacific. Apalagi, emiten ini memang tengah berfokus membesarkan portofolio bisnis energi, utamanya di sektor kelistrikan.

Meski begitu, dia menyatakan pihaknya akan mengikuti keputusan maupun instruksi pemerintah. Termasuk jika pemerintah memutuskan untuk menunda proyek PLTU Jawa 9 dan 10. “Kami akan mematuhi setiap keputusan pemerintah,” kata Agus di Jakarta, Kamis (13/9).

Sejauh ini, pemerintah memang belum merilis surat keputusan maupun beleid ihwal penundaan proyek kelistrikan. Oleh karena itu, BRPT masih melanjutkan proyek tersebut sebagai bentuk komitmen untuk menuntaskan PLTU Jawa 9 dan 10.

Sebagai gambaran, pembangunan proyek pembangkit listrik yang masuk kategori ultra supercritical ini (USC) yang lebih efisien dan ramah lingkungan itu akan menghabiskan investasi sekitar US$ 3,1 miliar atau setara Rp 45 triliun. Sedianya, proyek ini ditargetkan tuntas tahun 2023.

PLTU Jawa 9 dan 10 ini merupakan proyek patungan antara Grup Barito dengan PT Indonesia Power, anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Keduanya membentuk perusahaan patungan bernama PT Indo Raya Tenaga. Indonesia Power memiliki 51% saham Indo Raya Tenaga, sementara Grup Barito memiliki porsi 49% saham Indo Raya.

Pekan lalu, Indo Raya Tenaga meneken nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Doosan Heavy Industries & Construction. Doosan terpilih sebagai “preferred bidder” dalam proses pengadaan engineering-procurement-construction (EPC) untuk proyek PLTU Jawa 9&10.

MoU Indo Raya-Doosan diteken dalam forum Kerjasama Industri Korea-Indonesia di Lotte Hotel di Jung-gu, Seoul, Korea Selatan dan disaksikan pula oleh Presiden Joko Widodo. Kerjasama ini juga bagian dari kesepakatan bisnis dan investasi Indonesia-Korsel yang bernilai US$ 6,1 miliar.

Agus menambahkan, selain PLTU Jawa 9 dan 10, BRPT berencana menggelar proyek pengeboran tenaga panas bumi di Halmahera dan Lampung. Sumber gas bumi di dua wilayah diyakini cukup besar.

Namun Agus belum bersedia menjelaskan detil waktu ekspansi di proyek panas bumi ini. “Kapan realisasainya,kita lihat saja nanti. Sebab proyek pengeboran tenaga panas bumi perlu persiapan yang matang dan dana yang besar," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×