kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Stagnasi harga batubara segera berakhir


Selasa, 18 April 2017 / 19:18 WIB
Stagnasi harga batubara segera berakhir


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Stagnasi harga batubara terjadi setelah fundamental dibalut oleh katalis positif dan negatif yang saling tarik menarik.

Mengutip Bloomberg, Senin (17/4) harga batubara kontrak pengiriman Juli 2017 di ICE Futures Exchange stabil di level US$ 78,60 per metrik ton atau sama dengan harga penutupan hari sebelumnya. Sementara dalam sepekan terakhir harga batubara sudah menukik 2,54%.

Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka menuturkan tertahannya laju harga batubara terjadi setelah harga minyak mentah dunia mengakhiri tren kenaikannya. Beban datang bagi pergerakan harga komoditas energi termasuk batubara.

Di sisi lain, saat ini pasar global sedang dibanjiri pasokan minyak mentah dan gas alam, efeknya daya tarik batubara pun memudar.

“Belum lagi ketegangan geopolitik global dan naiknya produksi batubara China ikut memojokkan pergerakan harga,” tutur Ibrahim.

Laporan National Bureau of Statistics China, produksi Maret 2017 naik 1,9% menjadi 300 juta ton dibanding bulan sebelumnya dan menjadikan ini sebagai kenaikan pertama dalam dua tahun terakhir.

Tentu hal ini membuat terjadinya ketidakseimbangan di pasar. Saat permintaan dikhawatirkan mengering, pasokan justru bertambah.

Beban semakin besar setelah tambang Shenhua yang merupakan tambang batubara terbesar China memproyeksi dalam laporan terbarunya yang rilis 20 Maret 2017 lalu bahwa produksi akan naik menjadi 298 juta ton sepanjang tahun ini atau lebih tinggi dibanding 2016 lalu yang hanya 290 juta ton.

Namun katalis ini gagal menekan harga lebih dalam setelah data pertumbuhan ekonomi China kuartal satu 2017 dicatat tumbuh 6,9% atau lebih tinggi dibanding kuartal satu 2016 lalu yang berada di level 6,8%.

Artinya ada aktivitas ekonomi yang lebih menggeliat dan diharapkan bisa meningkatkan kebutuhan batubara untuk industri di masa datang.

“Pasca stagnasi beberapa waktu terakhir biasanya akan diwarnai koreksi teknikal terlebih dahulu, apalagi jika nantinya USD rebound dan kondisi geopolitik masih memanas,” imbuh Ibrahim.

Dengan kondisi geopolitik saat ini, pelaku pasar akan cenderung meninggalkan aset berisiko seperti komoditas dan berlindung pada safe haven.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×