Reporter: Namira Daufina | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Bencana alam yang menyerang Australia jadi pendongkrak utama laju harga batubara di awal bulan April 2017 ini. Mengutip Bloomberg, Senin (3/4) harga batubara kontrak pengiriman Mei 2017 di ICE Futures Exchange terbang 6,14% ke level US$ 88,05 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.
Badai topan yang menyerang Australia pekan lalu menyebabkan terjadinya kerusakan di sekitar 1.000 km dan menganggu jalur kereta api. Sehingga distribusi batubara di Australia pun terganggu.
Salah satu yang terkena dampak terbesar adalah Queensland. Padahal Queensland tercatat mengantongi 50% dari total produksi batubara Australia. Untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 5 minggu. Sehingga bisa dipastikan dalam 5 minggu ke depan pasokan batubara global akan ikut terancam.
Sebagai gambaran sepanjang tahun 2016, produksi batubara Queensland mencapai 83,2 juta ton dengan ekspor sebesar 59,7 juta ton. S&P menduga dengan adanya gangguan ini maka ada sekitar 15-20 juta ton pasokan batubara ke Asia yang tertahan dan tidak bisa didistribusikan dari Australia.
Dukungan lainnya bagi harga batubara saat ini adalah positifnya pergerakan harga minyak. Jadi untuk sementara waktu harga diprediksi masih mampu mempertahankan kenaikannya.
Wahyu Tribowo Laksono, Analis Central Capital Futures menyampaikan selama harga mampu bertahan di atas level US$ 83 per metrik ton maka kenaikan untuk sementara akan mampu berlanjut. "Jika imbas dan kekhawatiran dari sentimen bencana alam ini mereda harga akan bergerak naik cenderung mendatar dengan posisi buy on weakness sepanjang pekan ini," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News