kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Sritex (SRIL) akan terbitkan surat utang US$ 225 juta, ini kata lembaga rating


Rabu, 09 Oktober 2019 / 20:56 WIB
Sritex (SRIL) akan terbitkan surat utang US$ 225 juta, ini kata lembaga rating
ILUSTRASI. Suasana saat acara Rapat Umum Pemegang saham dan Public Expos di Jakarta (18/5). Rapat Umum Pemegang Saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) yang dilaksanakan di Jakarta memutuskan untuk membagikan deviden sebesar Rp 55,78 miliar atas laba bersih perusahaan


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Moody's Investors Service menetapkan peringkat Ba3 dengan prospek stabil untuk surat utang tanpa jaminan atawa senior unsecured notes yang bakal diterbitkan oleh PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL). Emiten yang kerap dikenal dengan nama Sritex ini akan menerbitkan surat utang dalam dolar AS dengan pokok sebanyak-banyaknya US$ 225 juta. 

Surat utang ini akan ditawarkan kepada investor di luar Indonesia. "Surat utang ini dijamin oleh PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya, anak perusahaan SRIL," ungkap Iwan Kurniawan Lukminto, Wakil Direktur Utama SRIL dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu (9/10).

Moody's menyebutkan bahwa SRIL bakal menggunakan hasil penerbitan utang ini untuk membayar sisa utang senilai US$ 175 juta yang jatuh tempo tahun 2021. Ini adalah sisa utang setelah SRIL sukses refinancing US$ 175 juta dari total surat utang US$ 350 juta pada Januari 2019 lalu.

Baca Juga: Sritex Akan Terbitkan Obligasi Global untuk Refinancing premium

Selain untuk membayar utang, SRIL mengalokasikan dana dari hasil penerbitan utang ini untuk modal kerja. Moody's juga mencatat bahwa penerbitan ini merupakan langkah proaktif perusahaan dalam mengelola utang yang akan jatuh tempo. Dalam 12 bulan terakhir, kinerja operasional SRIL sejalan dengan ekspektasi Moody's.

Selama separuh pertama tahun ini, penjualan kotor perusahaan tekstil terintegrasi ini meningkat 16,16% menjadi US$ 631,64 juta. Padahal pada semester I-2018 SRIL mencetak penjualan kotor US$ 543,76 juta. Seiring meningkatnya pendapatan, SRIL pun mencatatkan kenaikan laba bersih bersih 12,29% secara tahunan menjadi US$ 63,25 juta.

Arus kas emiten tekstil ini masih tertekan oleh adanya fluktuasi modal. Moody's memprediksi, modal kerja dan investasi SRIL akan tetap moderat hingga 12 bulan mendatang. Selanjutnya Moody's mengungkapkan peringkat ini bisa naik bila SRIL mampu mendanai kebutuhan modal kerja dengan kas yang dihasilkan dan bisa mengurangi jumlah utang.

Selain Moody's, Lembaga pemeringkat Fitch Ratings memberikan peringkat BB- dengan prospek stabil. Fitch yakin profil kredit SRIL akan tetap konsisten dengan peringkatnya.

Baca Juga: Ini rekomendasi saham Sri Rejeki Isman (SRIL) pasca insiden kebakaran

Fitch menyebut, jika refinancing sisa utang US$ 175 juta yang jatuh tempo 2021 ini sukses, maka utang SRIL dengan jatuh tempo terdekat adalah pinjaman sindikasi senilai US$ 350 juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2022. Pada pinjaman sindikasi ini, SRIL memiliki opsi untuk memperpanjang jatuh tempo selama dua tahun, tergantung persetujuan kreditur.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menuturkan bahwa SRIL masih memiliki peluang dari penjualan ekspor mereka yang terbilang tinggi. Adapun pekerjaan rumah SRIL saat ini yaitu merevitalisasi gudang yang terbakar pada beberapa waktu lalu.

William merekomendasikan beli untuk saham SRIL dengan target harga sebesar Rp 370 per saham. Hari ini, harga saham SRIL stagnan di level Rp 282 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×