Reporter: Anna Marie Happy, Dina Farisah | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah daripada ekspektasi, mengerek harga minyak. Spekulasi yang muncul dari publikasi data itu, Federal Reserves (The Fed) akan menggelar quantitative easing tahap ketiga (QE-3).
Kontrak pengiriman minyak jenis West Texas Intermediate untuk Oktober 2012, Jumat (7/9), senilai US$ 96,42 per barel. Harga itu naik 0,93% dari hari sebelumnya. Sedang kontrak pengantaran minyak jenis Brent, untuk bulan yang sama, naik 0,8% menjadi US$ 114,25 per barel, di ICE Futures Bursa Eropa.
Pemerintah AS mengumumkan data non farm payroll bertambah 96.000 pekerja. Angka itu lebih rendah daripada estimasi awal, yaitu 130.000 pekerja. Addison Armstrong, Direktur Riset Pasar Tradition Energy di Stamford, Connecticut, menyimpulkan, data itu sangat buruk. "Ini memudahkan The Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan stimulus," kata dia, seperti dikutip Bloomberg. Pertemuan FOMC dijadwalkan pada 12 - 13 September.
Naik terbatas
Ibrahim, Analis Senior Harvest International Futures, sepakat, spekulasi QE-3 mengangkat minyak. Dia menuturkan, tren minyak terkonfirmasi usai rapat FOMC.
Pengamat Komoditas Wahyu Tribowo Laksono, menambahkan, arah pergerakan harga minyak tak banyak ditentukan oleh spekulasi, seperti emas. Namun dia tak membantah, stimulus bisa mendorong minyak melejit hingga US$ 100 per barel. "Namun, kenaikannya tidak tahan lama," ujar Wahyu.
Wahyu dan Ibrahim sepakat harga minyak berpotensi naik sampai 13 September. Secara teknikal, Wahyu memaparkan, minyak naik terbatas. Indikator moving average hampir 40% di atas bollinger tengah menandakan tren bullish terbatas. Moving average convergence divergence flat. Stochastic mengarah ke atas. Relative strength index (RSI) naik terbatas.
Proyeksi Ibrahim, minyak berkisar US$ 93,52 - US$ 97,44, pekan depan. Prediksi Wahyu, minyak menguat di kisaran US$ 94 - US$ 98 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News