kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Soho Global Health (SOHO) memperkuat bisnis distribusi


Jumat, 23 Oktober 2020 / 18:55 WIB
Soho Global Health (SOHO) memperkuat bisnis distribusi
ILUSTRASI. Bisnis distribusi berkontribusi hingga 70% dari total pendapatan Soho Global Health (SOHO).


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Soho Global Health Tbk (SOHO) akan memperkuat bisnis distribusi. SOHO memiliki unit bisnis distribusi bernama PT Parit Padang Global (PPG). Bisnis tersebut mendistribusikan produk-produk kesehatan di Indonesia dengan cakupan yang luas. Sepanjang tahun 2017 hingga 2019, bisnis distribusi berkontribusi hingga 70% dari total pendapatan SOHO. 

Jaringan PPG sudah menjangkau 95% rumah sakit, apotek nasional, gerai konsumen, dan outlet modern. Adapun PPG memiliki 25 cabang, 3 kantor penjualan, dan jaringan sub-distributor. Selain mendistribusikan produk milik grup SOHO, PPG juga mendistribusikan produk dari 40 prinsipal lain di seluruh Indonesia. 

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Soho Global Health Yuliana mengatakan, jaringan distribusi tersebut sudah sesuai dengan tujuan perusahaan, yakni melayani berbagai saluran medis. Misalnya saja, rumah sakit publik maupun swasta, apotek, maupun toko obat. Menurut dia, jumlah sub-distributor yang ada juga sudah sesuai dengan outlet yang dilayani.

Tekait prinsipal, SOHO mengaku terus berupaya menambah prinsipal untuk PPG. Adapun prinsipal yang dibidik adalah perusahaan  besar yang memiliki kondisi operasional dan kondisi finansial yang kuat. Menurutnya, perusahaan-perusahaan tersebut punya peluang pasar lebih besar di tengah kondisi industri farmasi saat ini. Mengingat, perusahaan kecil semakin tertekan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Valuasi Harga Saham SOHO Sudah Kelewat Mahal, Kondisi Fundamental Tak Banyak Berubah

Tidak mau ketinggalan dengan perusahaan farmasi lain, SOHO ikut memaksimalkan peluang pandemi Covid-19 dengan mendistribusikan beberapa obat yang berkaitan dengan pandemi. Saat ini SOHO ditunjuk secara eksklusif oleh produsen yang berbasis india untuk mengimpor, mendistribusikan, memasarkan, dan menjual merek injeksi remdesivir mereka. "Kami dalam proses untuk mengamankan pasokan yang memadai untuk memenuhi permintaan pasar," kata Yuliana kepada Kontan.co.id. 

Sebagai tambahan, PPG  juga termasuk ke dalam distribusi eksklusif dengan Amarox dari Hetero Group. Adapun Hetero Group adalah produsen redemsivir bernama Covifor yang berbasis di India. Saat ini Covifor sudah dijual ke berbagai rumah sakit rujukan, pelayanan kesehatan, atau lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah. Sebagai catatan, pemasaran dan distribusi produk-produk ini memang tidak disediakan secara perorangan. 

Di sisi lain, SOHO menggenjot produk-produk yang  mampu memperkuat sistem imun secara alami di tengah kondisi seperti saat ini. Salah satu produk unggulannya adalah Imboost dan Imboost Force. Sempat dijelaskan manajemen SOHO sebelumnya, penjualan Imboost meningkat 100% sepanjang semester I 2020. 

Selain produk dengan merek Imboost, beberapa merek lain yang menjadi andalan SOHO adalah hepatoprotektor seperti Curcuma FCT, obat anti diare dan pencahar seperti Diapet dan Laxing, serta merek multivitamin anak seperti Curcuma Plus dan Fitkom.

Baca Juga: Harganya jatuh 6,92% hari ini, kemana arah saham SOHO ke depan?

Secara jangka panjang, lanjut Yuliana, pasar produk kesahatan  di Indonesia masih memiliki potensi yang besar. Oleh karenanya, pihak SOHO terus berinvestasi di merek maupun pelayanan bagi konsumen. 

Lebih lanjut Yuliana menjelaskan, lebih dari tiga tahun SOHO telah mendapatkan lisensi terhadap 40 obat yang inovatif dengan beragam jenis untuk dibawa ke pasar Indonesia. Di samping itu, SOHO juga melengkapi pipeline dari produk-produk alami yang semakin kuat. "Kami saat ini meluncurkan beberapa dari produk ini sementara yang lain masih melalui fase pendaftaran," imbuh dia. 

Sementara dari segi distribusi, SOHO mengaku telah membuat investasi yang signifikan untuk digitalisasi dan menyediakan e-commerce. Adapun untuk hal ini SOHO berasal dari cash flow atau arus kas yang dihasilkan secara internal. Secara umum, SOHO ingin memprioritaskan jenis investasi dengan modal mini tetapi bisa menghasilkan keuntungan yang tinggi.

Sekadar informasi, alokasi belanja modal atau capital expenditure (SOHO) tahun ini akan mencapai sekitar Rp 30 miliar. Jumlah tersebut sedikit lebih tinggi dibanding rencana sebelumnya karena permintaan Imboost yang tinggi. Kondisi ini menuntut  SOHO melakukan investasi lebih tinggi untuk mengurangi langkah-langkah tertentu dari proses manufaktur. Di sisi lain, SOHO juga menambah belanja modal pada sistem IT dan logistik. 

Baca Juga: Naik 647% dalam dua pekan, saham Soho Global Health (SOHO) kena suspensi

Kendati ada beberapa produk yang bisa menjadi andalan di tengah pandemi, sejauh ini SOHO belum bisa memberikan gambaran kinerja hingga akhir tahun. Hal ini mempertimbangkan kondisi pasar yang masih volatile.  

Saat ini, SOHO cenderung lebih memprioritaskan keselamatan sumber daya manusia yang dimilikinya. Di samping itu, memastikan kelangsungan bisnis di seluruh rantai pasokan internasional, maupun di berbagai lokasi dari seluruh divisi tetap terjaga.

Yang jelas, pihaknya optimistis bisa melalui tahun ini dengan pertumbuhan top line yang solid, ekspansi margin yang konsisten, serta menambah nilai bagi pemegang saham. 

Hal ini didorong oleh upaya SOHO untuk tetap meningkatkan pemasaran dan investasi di bidang komunikasi dibalik merek-merek yang memiliki potensi di tengah Covid-19, misalnya Imboost. Terlebih, mendorong saluran online yang menjadi alternatif penjualan, khususnya bagi pelanggan yang enggan mengunjungi gerai maupun rumah sakit.

Baca Juga: Saham SOHO Terkena ARA di Perdagangan Perdana, Begini Rencana Ekspansi Soho Global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×