Reporter: Ade Jun Firdaus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pasar properti yang terus menggeliat membuat PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) kian agresif menjual produknya. Maklum, hunian yang ditawarkan perusahaan pengembang properti ini mendapat sambutan baik dari pasar.
Direktur Keuangan SMRA Michael Wong memperkirakan, sampai akhir tahun ini, SMRA bisa meraup pendapatan Rp 1,9 triliun. Ini naik sekitar 60% ketimbang perolehan tahun lalu, sebesar Rp 1,2 triliun. "Di awal tahun ini, target penjualan kami sebenarnya hanya Rp 1,6 triliun," ujarnya ketika dihubungi KONTAN, akhir pekan lalu.
Penjualan dua klaster senilai total Rp 400 miliar di Gading Serpong, Tangerang, merupakan pendapatan terbaru yang diraup SMRA pada Agustus lalu. Dua klaster itu adalah klaster Canary berjumlah 300 unit dengan harga jual rata-rata Rp 700 juta per unit, dan klaster Grisea berjumlah 150 unit seharga Rp 1,3 miliar per unit.
Pada akhir Juli, SMRA juga telah menjual seluruh unit rumah di kawasan hunian Royal Orchard, Kelapa Gading. Dari hasil penjualan 90 unit rumah dengan harga jual rata-rata Rp 4 miliar per unit tersebut, penjualan SMRA bertambah sekitar Rp 400 miliar.
Pada akhir Oktober nanti, SMRA akan menjual lagi satu klaster di kawasan Bekasi. Di kawasan ini, SMRA akan menawarkan 200 unit rumah di atas lahan 5 hektare. "Potensi pendapatan dari kluster Bekasi sekitar Rp 200 miliar," taksir Michael.
Selain membidik pertumbuhan pendapatan, Michael bilang, SMRA menjaga margin laba kotornya sama dengan tahun lalu, yakni 50%. Alhasil, dia berharap, laba bersih SMRA tahun ini pun akan terdongkrak sekitar 30% dari Rp 160 miliar di 2009 menjadi Rp 208 miliar.
Jumat (8/10) lalu, saham SMRA bertengger di Rp 1.120 per saham. Harga tersebut naik 21,73% ketimbang harganya di awal September yakni Rp 920 persaham (1/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News