Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berniat mengembangkan usahanya. Demi membiayai ekspansi tersebut, emiten pengembang kawasan Kelapa Gading ini telah mendapatkan komitmen pinjaman perbankan. Sebagian dana pinjaman itu untuk menutup belanja modal (capex) mereka tahun ini yang senilai Rp 460 miliar.
Direktur Utama SMRA, Johannes Mardjuki, mengatakan, beberapa bank lokal sudah berkomitmen memberikan pinjamannya. "Komitmen pinjaman bank sebesar Rp 400 miliar," katanya dalam paparan publik di Jakarta, kemarin (5/5).
Menurut Johannes, besaran bunga yang ditawarkan beberapa bank itu sangat kompetitif. Tapi, ia belum bersedia menyebutkan identitas bank berikut bunga pinjaman tersebut. Yang jelas, bila tidak ada halangan, salah satu pinjaman akan direalisasikan pada Juni mendatang.
Saat ini, SMRA tengah fokus pada pembangunan empat proyek utamanya. Yaitu: Haris Hotel senilai Rp 100 miliar, Menara Satu Kelapa Gading Rp 80 miliar, Summarecon Bekasi Infrastructure sebesar Rp 80 miliar dan Summarecon Mal Serpong Tahap Dua yang mencapai Rp 150 miliar. "Untuk Haris Hotel yang memiliki 300 kamar, mulai beroperasi 12 Mei 2010," katanya.
Jadi, total dana investasi yang dibutuhkan untuk empat proyek SMRA tersebut mencapai Rp 800 miliar. Namun, tidak seluruhnya dibebankan pada anggaran tahun ini. Sekitar Rp 400 miliar dimasukkan dalam anggaran belanja modal tahun depan.
Selain mengembangkan kawasan yang sudah ada, SMRA juga berencana mengembangkan kawasan baru. Namun, manajemen SMRA sampai saat ini masih mencari lokasi yang tepat.
Jika SMRA telah menemukan lokasi untuk pengembangan kawasan, menurut Johannes, pihaknya baru akan mencari alternatif pendanaan selain pinjaman perbankan. "Untuk beli tanah tidak boleh dari dana pinjaman bank. Jadi dananya akan diperoleh dari penerbitan obligasi atau rights issue," jelasnya.
Pada saat yang sama, Direktur Keuangan sekaligus Sekretaris Perusahaan SMRA, Michael Yong, mengatakan, posisi kas internal SMRA saat ini mencapai Rp 700 miliar. Tidak hanya itu, mereka mengaku masih mempunyai sisa dana dari hasil penawaran saham terbatas sebesar Rp 14,53 miliar. "Posisi keuangan perusahaan sangat kuat," imbuh Yong.
Dia mengungkapkan, total utang bank SMRA saat ini sebesar Rp 597,33 miliar. Sedangkan utang bank yang jatuh tempo pada tahun ini mencapai Rp 172,59 miliar. Selain itu, SMRA juga masih memiliki utang obligasi sebesar Rp 300 miliar.
Sekedar tambahan informasi, SMRA sudah menggunakan dana obligasi dan sukuk ijarah yang diterbitkan tahun 2007 dan 2008 sebesar Rp 300 miliar untuk mengakuisisi 99,99% saham PT Gading Orchard dan modal kerja perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News