kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SMGR restrukturisasi utang TLCC US$ 100 juta


Jumat, 04 Oktober 2013 / 06:07 WIB
SMGR restrukturisasi utang TLCC US$ 100 juta
ILUSTRASI. Manfaat jambu biji untuk kesehatan.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) akan merestrukturisasi utang anak usaha barunya di Vietnam, Thang Long Cement Joint Stock Company (TLCC). SMGR sudah mendapatkan dana segar US$ 100 Juta dari Bank Mandiri dan Standard Chartered Bank untuk membiayai kembali utang itu.

Dwi Sutjipto, Direktur Utama SMGR menjelaskan, saat mengakuisisi TLCC, utang TLCC cukup besar dengan bunga tinggi. SMGR ingin merestrukturisasi utang dengan bunga lebih murah dan tenor panjang. "Sudah mendapatkan pinjaman dari Bank Mandiri dan Standard Chartered," kata dia, Kamis (3/10).

Bunga utang baru tersebut 9%-10% dengan tenor 5 tahun - 8 tahun. Dwi mengatakan, utang TLCC berasal dari berbagai bank di Vietnam. "Utang yang direstrukturisasi dari Bank di Vietnam. Kami pilih yang bunga tinggi, lalu ganti dengan utang berbunga rendah," ujar dia.

Dari laporan keuangan SMGR semester I 2013, TLCC menanggung utang dengan bunga yang cukup tinggi. Pinjaman jangka pendek TLCC dari berbagai bank Vietnam rata-rata berbunga 13%-19,5% per tahun. Bunga utang jangka panjang juga tak kalah tinggi. Pinjaman dari An Binh Bank senilai € 4 juta, misalnya, berbunga 15%-21% per tahun.

Selain refinancing utang, SMGR juga fokus menggenjot ekspansi regional. SMGR akan mencari pinjaman senilai US$ 150 juta untuk mendanai ekspansi di Myanmar di tahun depan. Dwi menjelaskan, ekspansi ke Myanmar membutuhkan dana US$ 200 juta. Dari total dana ekspansi itu, US$ 50 juta diantaranya dari ekuitas SMGR. "US$ 150 juta kami pastikan dari pinjaman bank," ujar dia.

Di Myanmar, SMGR akan mencari mitra lokal. Perseroan ini akan membangun pabrik semen berkapasitas 1 juta ton per tahun. Tahun 2014, SMGR sudah bisa membangun fisik pabrik tersebut sehingga bisa beroperasi di 2017.

SMGR juga membidik Bangladesh. SMGR berniat mengakuisisi perusahaan semen di negeri itu. SMGR membutuhkan investasi awal Rp 300 miliar. Tapi, kata Dwi, akuisisi di Bangladesh adalah fokus kedua, sebab agak sulit mencari sumber bahan baku di Bangladesh. "Fokus pertama adalah ekspansi di Myanmar," kata dia.

Kemarin, harga SMGR naik 1,5% ke Rp 13.500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×