kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SMGR bidik dana eksternal Rp 1 triliun


Kamis, 28 Januari 2016 / 08:49 WIB
SMGR bidik dana eksternal Rp 1 triliun


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) membidik pendanaan eksternal Rp 1 triliun untuk membiayai belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun ini. Manajemen mengkaji sejumlah opsi, yakni menerbitkan obligasi, mengajukan utang bank dan pinjaman Export Credit Agency (ECA).

Produsen semen pelat merah ini siap menggelar ekspansi organik sepanjang 2016. SMGR menargetkan capex tahun ini sebesar Rp 7 triliun. Dengan mencermati cash flow, pembiayaan investasi SMGR harus disokong dari luar.

"Meski meminjam Rp 1 triliun, rasio utang kami masih rendah," ujar Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR ke KONTAN, Rabu (27/1).

Namun, Pupung - panggilan gaul Agung- belum dapat memastikan melalui mekanisme apa pendanaan eksternal SMGR. Saat ini manajemen masih mencermati skema paling menguntungkan.

Yang pasti, pinjaman Rp 1 triliun akan cukup untuk menambah belanja modal pada tahun ini. SMGR akan menggunakan belanja modal tahun ini untuk meningkatkan kapasitas produksi, yakni membangun Pabrik Indarung IV, Pabrik Rembang serta membangun pembangkit listrik yang memanfaatkan gas buang atau waste heat recovery power generator (WHRPG) berkapasitas 30,6 MW di Tuban.

Dengan membangun kedua pabrik itu, di akhir tahun ini SMGR berharap meraih tambahan produksi 6 juta ton. Secara total, penjualan SMGR tahun lalu naik 0,4% menjadi 26,45 juta ton.

Pada 2014, SMGR mencatatkan penjualan 26,35 juta ton. Tahun ini, SMGR lebih optimistis dengan menargetkan pertumbuhan penjualan 5% menjadi 27,77 juta ton. Proyeksi itu didukung dari program pemerintah yang menggenjot proyek infrastruktur dan pembangunan rumah.

"Sebenarnya proyek infrastruktur tak banyak mendorong konsumsi semen. Tapi dia meningkatkan pembangunan kawasan hunian, kebutuhan itu yang bakal mengerek permintaan semen," ungkap Pupung.

Persaingan di industri semen cukup ketat. Tahun lalu, SMGR menguasai 44% pasar pasar semen nasional dengan penjualan 26,45 juta ton. Sedangkan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menguasai 28% pangsa pasar domestik dengan total penjualan 16,98 juta ton.

Mengekor di belakang, kedua produsen semen itu ada PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB). Stagnannya penjualan semen SMGR di tahun lalu tecermin dari pergerakan harga sahamnya. Sepanjang 2015, harga saham SMGR rontok 29,63%. Kini, sejak awal tahun hingga kemarin, harga SMGR menyusut 7,24%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×