Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) melalui Danareksa Sekuritas menawarkan Obligasi Berkelanjutan V Sarana Multigriya Finansial Tahap V Tahun 2021 kepada nasabah ritel mulai dari Rp 1 juta dan kelipatannya. Analis menilai obligasi korproasi ritel ini menarik untuk dilirik karena kupon yang ditawarkan kompetitif dan memiliki rating tinggi.
Obligasi lewat Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) ini bernilai total Rp 19 triliun. Sementara nilai emisi Obligasi Berkelanjutan V Sarana Multigriya Finansial Tahap V Tahun 2021 senilai Rp 1,9 triliun. Obligasi SMF ini mendapat rating idAAA (tripel A) dari Pefindo.
SMF menawarkan obligasi ini dalam dua seri. Pertama, seri A dengan tenor 370 hari kalendar menawarkan kupon di kisaran 4,75%-5,75%. Kedua, seri B dengan tenor 3 tahun menawarkan kupon di kisaran 5,75%-6,75%.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana juga menilai kisaran kupon obligasi ini menarik karena diatas deposito dan kupon SBN ritel terakhir di tahun lalu yang sebesar 5,7%.
Bahkan, batasan bawah kisaran kupon obligasi ini juga berpotensi lebih tinggi dari kupon ORI019 yang diproyeksikan kuponnya diproyeksikan turun ke sekitar 5,5%.
Baca Juga: SMF tawarkan obligasi korporasi bagi nasabah ritel, pemesanan mulai dari Rp 1 juta
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto juga membandingkan batas bawah kupon seri A masih lebih tinggi dari yield Surat Utang Negara (SUN) bertenor satu tahun.
Dengan tren suku bunga yang masih rendah, Ramdhan memproyeksikan investor akan tertarik dengan obligasi ini. Apalagi rating obligasi ini merupakan rating tertinggi.
Jika SBN ritel dipandang tidak memiliki risiko gagal bayar, obligasi korporasi memiliki risiko tersebut. Namun, Wawan menilai secara historis pembayaran obligasi SMF selalu lancar.
Kalaupun terjadi gagal bayar, SMF yang merupakan perusahaan persero akan disokong pemerintah, jadi Wawan menilai obligasi ini relatif aman. "Risiko default SMF terukur kecil dibanding korporasi lain,"kata Wawan
Hanya saja, Ramdhan mengingatkan obligasi korproasi ini memiliki risiko likuiditas di pasar sekunder. Ada baiknya investor ritel yang membeli obligasi ini bisa pegang hingga jatuh tempo saja.
Senada, Wawan mengingatkan, investor perlu memerhatikan bahawa yang namanya instrumen investasi pasti memiliki risiko likuiditas.
Sementara itu, Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas, Friderica Widyasari Dewi mengatakan Danareksa bersama divisi treasury BRI akan membantu buy back atawa menerima penjualan kepemilikan obligasi ini dari investor ritel.
Baca Juga: Pefindo beri peringkat idAAA untuk rencana penerbitan MTN SMF Rp 700 miliar
Proses penawaran obligasi ritel ini mirip dengan penawaran saham perdana. Penawaran awal (bookbuilding) sudah dimulai sejak 4 Januari lalu dan akan berlangsung hingga 19 Januari. Final pricing dipatok pada 20 Januari dan penentuan porsi ritel di jadwalkan 21 Januari.
Penawaran umum bakal digelar pada 4-5 Februari. Penjatahan rencananya dilakukan pada 8 Februari.
Selanjutnya: SMF terbitkan efek beragun aset seri EBA-SP SMF-BTN06 senilai Rp 631 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News